MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Dinas Pariwisata (Dispar) Makassar menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan menghadirkan sejumlah stakeholder. Diantaranya Bapenda Makassar, perwakilan Industri Hotel dan Travel di Hotel Arthama, Jumat (9/8).
Kepala Bidang Promosi dan Pemasaran Dinas Pariwisata Kota Makassar Yulianti mengatakan, tingginya kontribusi dari sektor pariwisata tidak luput dari kerja-kerja Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel dan Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Sulsel.
Dispar Makassar memberikan ruang kepada pelaku usaha industri hotel dan travel untuk melakukan promosi di beberapa daerah.
Mereka melakukan jemput bola melalui kegiatan Makassar Direct Sale (MDS) dan Makassar Travel Fair (MTF).
Beberapa daerah yang telah disasar ialah Surabaya, Bali, Jakarta, Balikpapan, Semarang, Kendari, serta akan ke Papua bersama PHRI dan ASITA.
"Itu berefek pada pencapaian PAD dengan melibatkan sektor industri (perhotelan dan travel) termasuk juga promosi Kota Makan Enak. Jadi tidak salah pak wali katakan Makassar Kota Makan Enak," ucap Yulianti, Jumat (9/8).
Diketahui, Sektor Pariwisata menyumbang 25,59 persen kontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kota Makassar 2023. Total sebanyak Rp401,3 miliar pendapatan di sektor pariwisata yang berhasil dikumpulkan di 2023. Nilai tersebut hampir sempurna dari target pendapatan yang diberikan sebanyak Rp412 miliar.
Dinas Pariwisata Makassar menggelar Focus Group Discussion (FGD), kata dia, membahas strategi permasaran dalam Mendukung Pencapaian PAD Rp2 Triliun. Tujuan dari FGD ini untuk mendengar masukan-masukan dari pelaku usaha pemasaran.
Semua mitra yang hadir telah memaparkan strateginya untuk membantu Pemkot Makassar mengejar target PAD Rp2 triliun.
"Insy Allah semua sektor sudah mencatat langkah-langkah yang kita bangun seperti apa kedepan dengan melibatkan orang luar termasuk dari daerah lain untuk datang ke Kota Makassar," ujarnya.
Tahun ini, sektor pariwisata diharapkan mampu memberikan kontribusi PAD sebesar Rp511 miliar untuk mencapai target Rp2 Triliun.
Sementara itu, Ketua PHRI Sulsel Anggiat Sinaga menyampaikan, pergerakan okupansi hotel setiap tahunnya mengalami peningkatan. Konsistensi event yang dibuat oleh Dinas Pariwisata Makassar menjadi dorongan semakin banyaknya orang datang ke Makassar.
Disamping itu, ada sebuah nilai trust (kepercayaan) dari pada penyelenggara event nasional dan internasional di Makassar lewat F8. Apapun okupansi hotel selama 2023 sekitar 65 persen, angka tersebut semakin bergerak di 2024 menuju 68 sampai 70 persen.
"Kita berharap tahun ini lebih baik dari tahun 2023," harapnya.(Yadi/A)