MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Partai Politik (Parpol) sudah mulai mengeluarkan rekomendasi format pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) atau B1-KWK untuk digunakan mendaftar, 27 Agustus nanti.
Namun sebelum Parpol mengeluarkan surat tugas kepada bakal calon Kepala Daerah (Cakada) untuk mencukupkan kursi koalisi dan menentukan pasangan. Namun di beberapa daerah rekomendasi lain yang menerima.
Seperti Golkar, sudah mengeluarkan rekomendasi kepada 4 kader terbaik mereka untuk bertarung untuk pemilihan Gubernur Sulsel, bahkan ada diantara mereka sudah melakukan sosialisasi dengan mengunjungi 24 Kabupaten/kota sekaligus memasang alat peraga kampanye.
Mereka adalah Ilham Arief Sirajuddin (IAS), Indah Putri Indriani, Adnan Purichta Ichsan dan Taufan Pawe. Namun tidak ada satupun diantara mereka mendapatkan rekomendasi tersebut.
Begitu juga untuk Pilkada Sidrap, partai berlambang pohon beringin rindang ini memberikan mandat kepada Zulkifli Zain. Bahkan Golkar sendiri sudah memperkenalkan Mashur Bin Mohd. Alias. Namun rekomendasi tersebut diberikan kepada Syaharuddin Alrif - Nur Kannah.
Selanjutnya partai Demokrat sudah memberikan rekomendasi kepada Mitra Fachruddin MB, namun partai berlambang mercy ini lebih mengusung Yusuf Ritangnga-Andi Tenri Liwang La Tinro di Pilkada Enrekang
Begitu juga dialami Muhammad Yusuf DM. Demokrat sudah memberikan surat tugas, namun Syaharuddin Alrif - Nur Kannah yang memperoleh rekomendasi tersebut.
Selanjutnya dua kader Demokrat di Makassar, Adi Rasyid Ali dan Rahman Bando sudah mendapatkan surat tugas, namun yang akan mengedari yakni pasangan Munafri Arifuddin- Aliyah Mustika Ilham.
Direktur Politik Profetik Institute, Asratillah mengatakan adanya perubahan rekomendasi itu hal yang biasa terjadi, tapi disini masyarakat bisa menilai bagaimana konsisten Parpol terhadap calon kepala daerah yang sudah dia berikan surat tugas.
"Partai saya kira tidak konsisten, artinya tidak memiliki sistem politik jangka memanjangkan dan ini sangat pragmatis," kata Asratillah.
Dirinya menilai perubahan usungan ini pasti akan kekuatan luar biasa dan itu bisa merusak citra partai kedepan. Padahal Parpol ini sebagai organisasi yang harus mengedepankan kadernya.
"Pasti ada kekurangan luar biasa dan itu bisa merusak citra partai. Kedepan nanti partai harus merawat kadernya, memiliki visi yang jelas," ujarnya.
Asratillah juga menilai surat tugas hanya sementara dan itu bisa merubah sebelum disetor ke KPU.
"Surat tugas tidak boleh dipercaya oleh kandidat, bahkan rekomendasi pun, selama itu belum disetor di KPU itu belum bisa dipegang sepenuhnya. Karena kita memiliki pengalaman Pilkada sebelumnya, sebelum disetor tiba-tiba berubah haluan," jelasnya. (Fahrullah/B)