Akademisi Sebut Pilgub Sulsel Rawan Gejolak Sosial Jika Hanya Diikuti Calon Tunggal

  • Bagikan
Ibnu Hadjar Yusuf

MAKASSAR, RAKYATSULSEL – Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel 2024, hampir dipastikan akan terjadi pertarungan head-to-head antara bakal pasangan calon Mohammad Ramdhan "Danny" Pomanto-Azhar Arsyad melawan Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi (ASS-Fatma).

Danny-Azhar merupakan representasi dari calon lain yang tidak ingin melihat calon tunggal melawan kotak kosong dan berusaha menegakkan demokrasi di Pilgub Sulsel. Saat ini, pasangan tersebut masih berjuang mendapatkan rekomendasi B1-KWK dari PDIP dan PPP, meskipun PKB sudah memberikan dukungannya.

Sementara itu, pasangan ASS-Fatma dikabarkan telah mendapatkan dukungan dari tujuh partai politik, yang berpotensi mengarah pada skenario calon tunggal melawan kotak kosong. Kondisi ini memunculkan kekhawatiran terkait penurunan kualitas demokrasi di Sulsel.

Pengamat Politik UINAM Makassar, Dr. Ibnu Hadjar Yusuf, menyebutkan bahwa jika skenario politik memaksakan calon tunggal melawan kotak kosong, maka ini adalah ancaman serius terhadap demokrasi.

"Demokrasi kita mundur jauh ke belakang. Ancaman terhadap wajah demokrasi dapat merusak tatanan yang telah dibangun melalui proses pilkada di Sulsel. Ini semua terjadi hanya karena ambisi kuasa yang tidak terkendali," ujarnya pada Sabtu (10/8/2024).

Menurut Ibnu Hadjar, etika politik seharusnya mengajarkan untuk menjaga tatanan demokrasi, menciptakan suasana politik yang sehat, serta mencerahkan dan mencerdaskan masyarakat.

  • Bagikan

Exit mobile version