Namun kata mantan anggota DPRD Sulsel ini bahwa terdapat ketidakpuasan di internal partai, terutama terkait penentuan calon kepala daerah, baik di tingkat gubernur maupun kabupaten/kota.
Menurutnya, banyak kader yang telah mempersiapkan diri dan bekerja keras untuk pencalonan, seperti di Sumatera Utara, DKI Jakarta, dan Jawa Barat, namun akhirnya rekomendasi diberikan kepada pihak lain. Begitu juga yang terjadi di Sulsel, di mana beberapa kader yang sudah bekerja maksimal tiba-tiba dan sudah mendapatkan surat tugas, namun rekomendasi B1-KWK yang keluar bukan kader mereka.
Seperti diketahui kader partai berlambang pohon beringin rindang ini ada Ilham Arief Sirajuddin (IAS), Indah Putri Indriani dan Adnan Purichta Ichsan. Ketiga sudah dua periode menjadi kepala daerah.
"Tetapi kok tiba-tiba lain yang dikasih rekomendasi. Begitu ketidakpuasan seluruh kader di daerah," ujarnya.
Andi Marzuki Wadeng mengapresiasi keputusan Airlangga Haryanto untuk mengundurkan diri secara elegan, berharap agar mekanisme organisasi dapat berjalan dengan baik. “Lebih baik beliau mundur dengan baik daripada dilakukan secara tiba-tiba. Kami berharap mekanisme organisasi bisa tetap berjalan,” katanya.
Soal rekomendasi pencalonan Gubernur dan kepala daerah yang sudah keluar, berpotensi berubah atau tidak./ Andi Marzuki Wadeng memastikan bahwa semua rekomendasi yang sudah keluar tetap berlaku.