Jubir ASS-Fatma Klaim Rekomendasi Golkar Tak Berubah Pasca Mundurnya Airlangga Hartarto

  • Bagikan
Ketua Umum Konfederasi Nasional Relawan Anies (KoReAn) Muhammad Ramli Rahim.

MAKASSAR, RAKYATSULSEL – Beberapa waktu lalu, bakal calon Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, bersama Fatmawati Rusdi, melalui Juru Bicara Andalan Hati, Muhammad Ramli Rahim (MRR), mengklaim telah menerima rekomendasi dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk maju di Pilgub Sulsel. Namun, klaim ini memicu kontroversi karena berbagai pihak menilai klaim tersebut tanpa bukti dan perlu pembuktian, apalagi setelah PPP membantah klaim tersebut.

Kini, MRR kembali mengeluarkan pernyataan pasca mundurnya Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

Menurut MRR, perubahan kepemimpinan di Golkar bisa berdampak pada rekomendasi usungan di Pilkada 2024, termasuk Pilgub Sulsel yang sebelumnya diberikan kepada pasangan Andi Sudirman-Fatmawati Rusdi.

Menanggapi potensi perubahan rekomendasi, Andalan Hati tetap yakin bahwa Golkar akan terus mendukung mereka. "Bagi Andalan Hati, perubahan rekomendasi tidak terlalu berpengaruh. Syarat dukungan sudah mencukupi, dan kami tetap berharap ada lawan, semakin banyak semakin baik," ujar MRR pada Senin (12/8/2024).

Andalan Hati telah mengantongi dukungan dari sejumlah partai politik pemegang 56 kursi di DPRD Sulsel, termasuk NasDem, Golkar, Gerindra, Demokrat, PAN, Hanura, dan PSI.

MRR menyebut kemungkinan perubahan rekomendasi dari Golkar kecil, meskipun pergantian kepemimpinan di partai tersebut bisa mempengaruhi rekomendasi. "Potensi perubahan ada, tetapi untuk Sudirman-Fatma, Insya Allah aman," tegasnya.

Sebelumnya, Andalan Hati menegaskan kesiapan mereka untuk bertarung di Pilgub Sulsel 2024, menghadapi siapapun lawannya. Mereka bahkan menolak skenario menghadapi kotak kosong.

"Anak Bugis Makassar tidak senang bertarung dengan benda mati. Kami ingin lawan yang manusia," pungkas MRR.

Di sisi lain, kader Golkar Sulsel mulai merasa dilematis dengan keputusan DPP yang mengusung Andi Sudirman-Fatmawati, terutama karena Fatma merupakan kader NasDem.

Kader Golkar, Armin Mustamin Toputiri, menganggap keputusan ini paradoks, mengingat ada lima kader Golkar yang sebelumnya diberi surat tugas untuk maju di Pilgub Sulsel, namun diabaikan oleh DPP.

Armin juga khawatir keputusan ini akan mempengaruhi kader Golkar yang tengah bertarung di pilkada kabupaten/kota, terutama saat bersaing dengan kader NasDem. (Yadi/B)

  • Bagikan