TAKALAR, RAKYATSULSEL - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Takalar mengkritik Polres Takalar atas lambannya penanganan kasus dugaan pengancaman terhadap wartawan Topikterkini.com, Asis Kio, yang diduga dilakukan oleh seorang kontraktor, Kadir Daeng Nassa.
Ketua PWI Takalar, Hasdar Sikki, menyatakan bahwa kasus ini sudah berjalan selama lima bulan di Polres Takalar tanpa menunjukkan kemajuan yang berarti. Ia menilai penyidik Polres Takalar tidak serius dalam menangani laporan pengancaman tersebut.
"Kami mendesak penyidik Polres Takalar untuk segera menindaklanjuti kasus ini dan memberikan kepastian hukum kepada korban pengancaman oleh oknum kontraktor," ujar Hasdar Sikki pada Senin (12/8/2024).
Asis Kio, yang sebelumnya melaporkan intimidasi dari oknum kontraktor setelah mengkritik proyek yang dikerjakan oleh Daeng Nassa, menyatakan bahwa kasus ini kini sudah memasuki tahap gelar perkara. Namun, proses tersebut beberapa kali tertunda karena kesibukan Kasat Reskrim.
"Setelah lima bulan, baru sekarang gelar perkara dilakukan. Alasannya adalah kesibukan Kasat Reskrim dengan agenda lainnya," kata Asis Kio dengan nada frustrasi.
Ia menambahkan, "Penyidik mengatakan gelar perkara sudah dilakukan, tetapi kami belum mengetahui hasilnya. Sekarang mereka membutuhkan ahli bahasa, tapi tidak jelas berapa lama lagi proses ini akan berlangsung."
Asis Kio juga menyoroti bahwa kehadiran ahli bahasa seharusnya tidak memerlukan waktu lama, mengingat adanya anggaran untuk itu di Polres. Ia mengancam akan mendesak penerbitan SP3 (Surat Perintah Penghentian Penyidikan) jika kasus ini tidak segera diselesaikan.
Meski kepolisian berjanji akan menyelesaikan kasus ini secepatnya, pernyataan tersebut belum cukup untuk meredakan kekecewaan Asis Kio yang merasa proses penyelidikan sangat lambat.
"Kami khawatir ketidakmampuan kepolisian menangani kasus ini bisa menjadi preseden buruk bagi penegakan hukum di Takalar, terutama dalam perlindungan terhadap jurnalis," tegasnya.
"Pihak kepolisian harus menunjukkan komitmen mereka dalam menegakkan hukum secara adil," tambah Asis Kio. "Kepercayaan publik harus dipulihkan dengan tindakan nyata bahwa hukum berlaku sama untuk semua."
Selain PWI Takalar, beberapa organisasi jurnalis dan LSM yang peduli dengan kebebasan pers juga memberikan tekanan kepada Polres Takalar. Mereka mendesak agar kepolisian bertindak lebih cepat dan transparan, bahkan beberapa di antaranya siap melakukan unjuk rasa jika kasus ini tidak segera diselesaikan. (Tiro)