"Demokrasi itu tentang memberi pilihan bagi rakyat. Semakin banyak pilihan tentu akan lebih baik. Dengan begitu, rakyat bisa memilah dan memilih mana yang terbaik untuk dijadikan pemimpin. Hanya dengan begitu, kita bisa mendorong perubahan dan perbaikan di daerah ini," ungkap Asri.
Sebelumnya santer dikabarkan sebagian besar partai politik telah merapat ke kubu Andi Sudirman - Fatmawati Rusdi (Andalan Hati). Termasuk yang terbaru, adalah isu hengkangnya PPP dari kubu Danny Pomanto - Azhar Arsyad (DIA).
"Demikianlah politik. Banyak cara bisa dilakukan, dan pragmatisme pasti terjadi dalam berbagai bentuk. Saya kira koalisi besar itu sah-sah saja, logikanya kan untuk mengunci kemenangan di awal," ujar Asri.
Hanya saja, Asri menjelaskan, dinamika politik masih terus terjadi. Tidak semua parpol mengikuti arus koalisi besar tersebut. Ia merujuk pada sikap PDI-P, PKB maupun PPP.
"Saya baru dapat bocoran, PPP meski telah coba direbut dengan segala cara, Insya Allah masih konsisten dengan sikapnya yang tetap mendukung Danny - Azhar," beber Ketua Mileanies Sulsel itu.
Karenanya, sikap beberapa partai yang masih bertahan untuk menghadirkan opsi lain untuk Calon Gubernur Sulsel patut diapresiasi.
"Nah, parpol-parpol yang tetap komitmen untuk menghadirkan lawan agar tidak terjadi kotak kosong di Pilgub Sulsel, tentunya sangat patut kita apresiasi. Mereka telah memberikan rakyat alternatif pilihan, sehingga demokrasi bisa tetap berlangsung dengan baik dimana para calon nantinya akan bertarung gagasan dan ide untuk memperbaiki daerah ini," jelasnya.
Belum lama ini, Muhammad Ramli Rahim (MRR) menilai, dua puluhan hari kedepan akan jadi pembuktian sejauh mana daya tarik kandidat dan sebesar apa daya dorong parpol sehingga terbentuk konfigurasi kandidat, apakah tiga pasang, dua pasang atau justru hanya satu pasang yang berhadapan dengan kotak kosong.