Awas Telikung di Menit Akhir

  • Bagikan
Ilustrasi.

Selanjutnya Chaidir Syam - Suhartina Bohari (Maros), Suwardi Haseng - Selle KS Dalle (Soppeng), Muh Irpan - Deswanto Anto Marjanu (Enrekang), Syaharuddin Alrif-Nur Kanaah (Sidrap), Budiman - Akbar Andi Leluasa (Luwu Timur), Erna Rasyid Taufan - Rahmat Sjamsu Alam (Parepare), Andi Rosman-dr Baso Rahmanuddin (Wajo) dan Andi Ina Kartika Sari- Dr Abustan (Barru).

Usungan Potensi Berubah

Pakar Politik Universitas Islam Negeri Alauddin (UIN) Makassar, Prof. Dr. Firdaus Muhammad berpandangan potensi membajak partai di detik-detik terakhir sangat mungkin terjadi.

"Manuver-manuver politik sekarang ditunggu, karena memang peluang itu lewat DPP bermanuver itu paling besar," jelasnya.

Dia menyebutkan, potensi begal politik sangat besar. Ada peluang yang sangat potensial, dukungan partai dibajak atau diambil alih calon lain.

"Ini bisanya terjadi di detik-detik terakhir (rekomendasi partai.red) itu bisa buyar. Karena kita melihat sebelum-sebelumnya, kemungkinan itu masih ada," tambah Firdaus.

Menurutnya, saat ini merupakan masa kritis bagi para kandidat dan partai politik dalam menentukan pilihan. Apalagi untuk kontestasi pilgub 2024 masih ada skenario lain dilakukan pihak tertentu.

Kandidat yang telah mencukupi jumlah kursi untuk mendaftar calon Gubernur, disarankan untuk lebih fokus mempertahankan rekomendasi partai yang sudah di tangan ketimbang berusaha menggembosi partai kandidat lain.

"Jangan sampai lebih fokus menggembosi rekomendasi partai orang lain, sementara partai pendukung sendiri lepas. Sedangkan bagi hampir mencukupi, bagaimana caranya mempertahankan. Kuncinya di DPP," tutur Firdaus.

Sementara Pengamat Politik Universitas Bosowa (Unibos), Arief Wicaksono mengatakan untuk rekomendasi yang keluar bentuk B1-KWK yang sudah dipastikan aman itu hanya untuk level Kabupaten/kota sementara tingkat provinsi masih bisa berubah karena adanya kepentingan para elit Parpol.

"Level provinsi biasanya dilihat dari jaringan diatasnya yakni nasional. Ini yang akan diikuti," kata Arief Wicaksono.

  • Bagikan