Film Janda: Angkat Sudut Pandang Janda dalam Kehidupan Sosial

  • Bagikan
Kunjungan Kru dan Pemain Film Janda di Kantor Harian Rakyat Sulsel, Selasa (13/8). (Hikmah/A)

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Sutradara dan pemain film "Janda" melakukan kunjungan ke kantor Harian Rakyat Sulsel, Selasa (13/8). Itu, dalam rangka promosi film yang rencananya tayang pada 22 Agustus 2024 mendatang.

Sutradara Film Janda Rere Art2tonic didampingi para pemain film seperti Arlita reggiana, Amanda putri, Daeng Mamat, Ria Raihana, dan Andi Wani.

Rere Art2tonic mengungkapkan alasannya memilih menggarap film dengan judul yang kontroversial dikalahkan masyarakat. Bahkan, untuk benar-benar mendalami film yang digarapnya pada tahun 2021 ini dirinya harus melakukan survei dan penelitian selama 6 bulan.

"Kenapa mengangkat soal janda, karena selama ini tidak ada orang yang ingin mengangkat status kontroversial ini padahal sering ditemui dalam keseharian kita. Bahkan laki-laki selalu bermasalah dengan janda. Mungkin kita secara langsung tidak berkaitan dengan janda namun teman, lingkungan ada janda. akhirnya saya kepikiran dan mengangkat persoalan ini," jelas Rere.

Rere juga mengungkapkan film ini dikembangkan dari sudut pandang, bagaimana janda ditengah masyarakat, perasaannya, bahkan bagaimana memenuhi kebutuhan ekonominya.

"Sebelumnya saya melakukan survei dari 4 orang janda serta riset selama 6 bulan kemudian di turunkan menjadi sinopsis dan akhirnya kita jadikan film ini. Belum ada cerita yang menggambarkan janda dari sisi dirinya. Tekanan sosial, rekaman ekonomi, dia dengan tuhan bisa mengeluh tentang tuhan, padahal stigma negatif dari masyarakat itu tekanan yang amat besar sekali terhadap mereka dan harus dirubah," ungkapnya.

Rere menjelaskan pihaknya mengerjakan film ini selama sebulan dengan mengambil latar tempat di perbatasan Gowa Sinjai, "Alasannya karena view-nya bagus. Kebutuhan skenario kita adalah rumah miskin yang tidak jauh dari rumah kaya. Dan disitu kami dapat dengan pemandangan sawah sehingga dipilih desa itu," ucapnya.

"Alur ceritanya kami mencoba menggambarkan stigma sosial janda yang seharusnya diubah. Digambarkan misal laki-laki melihat janda begini, ibu-ibu melihat janda begini, tapi pernah tidak kita liat perasaan anak janda di sekolah, janda dengan anaknya, bagaimana dihadapi ekonominya," tambahnya.

Terkait kendala dalam shooting, Rere mengatakan ada pada lokasi dan bahasa.

"Shooting kita ada kendala yakni lokasi yang susah dijangkau, tempatnya di puncak gunung, jalan sempit dan mobil untuk putar pun tidak bisa karena ada tanjakan sehingga kita harus satu kali take jadi, dan kami naik mobil sapi untuk sampai ke lokasi," ucapnya.

"Tantangan ke dua bahasa, film ini berbahasa Indonesia karena saya pikir pasarnya akan lebar, janda tidak hanya di Sulsel sehingga bioskop di pelosok Jawa seperti Sumenep, Wonosobo juga dapat menayangkan ini. Kendalanya sebenarnya disitu, ada satu adegan dalam trailer harus berkelahi dengan ibu-ibu namun menggunakan bahasa Indonesia padahal kebiasaan logat Makassar, itu susah karena harus membutuhkan pendalaman," sambungnya.

Pemeran Utama, Arlita Reggina yang berperan sebagai Prapti mengungkapkan kesulitannya memerankan karakter utama sebagai janda. Pasalnya, dirinya belum pernah menikah.

"Ini karakter utama dan pertama kalinya saya menjadi janda. Apalagi saya masih gadis, solusinya saya membaca skrip berulang dan belajar untuk mendalami peran ini. Selama shooting saya senang ketemu dengan teman-teman dan karakter yang beda dari sebelumnya. Pandangan soal janda harus di ubah dan harus saling menghargai," tandasnya. (Hikmah/B)

  • Bagikan

Exit mobile version