Waspada Skenario Calon “Boneka” di Pilgub Sulsel 2024

  • Bagikan
Ilustrasi Pilkada Serentak 2024

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Partai politik di Sulawesi Selatan saat ini sedang diuji. Muncul kekhawatiran bahwa calon tertentu mungkin memborong partai hingga menyisakan satu calon tunggal yang akan bertarung melawan kolom kosong di Pilgub Sulsel pada 27 November mendatang.

Belum adanya koalisi partai yang pasti mendukung pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur, Moh Ramdhan "Danny" Pomanto dan Azhar Arsyad, membuat pasangan ini masih menunggu kepastian.

Meskipun pasangan Danny-Azhar telah resmi menerima rekomendasi B1-KWK dari PKB dengan 8 kursi dan PDIP dengan 6 kursi, sehingga total mengantongi 14 dari 17 kursi yang disyaratkan oleh PKPU, mereka masih menunggu rekomendasi dari PPP yang memiliki 8 kursi.

Di sisi lain, kubu pasangan Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi, melalui juru bicaranya, Muhammad Ramli Rahim (MRR), mengklaim bahwa PPP telah mengeluarkan rekomendasi untuk pasangan mereka.

Potensi ini sangat berbahaya, terutama karena jika tidak ada lawan yang sepadan untuk melawan Andi Sudirman dan Fatmawati, maka muncul skenario calon "boneka" yang didesain melalui partai-partai tertentu yang sudah dikuasai.

Skenario seperti ini telah terjadi di beberapa pilkada sebelumnya. Oleh karena itu, perlu adanya kewaspadaan terhadap kemungkinan kehadiran calon "boneka" di Pilgub Sulsel 2024. Keberadaan calon "boneka" ini sudah menjadi rahasia umum.

Calon "boneka" biasanya muncul di ajang Pilkada yang hanya diikuti oleh satu pasangan calon. Untuk memenuhi syarat minimal dua pasangan calon, calon "boneka" pun dihadirkan.

Ada dugaan kuat bahwa jika head-to-head terjadi antara pasangan Andi Sudirman-Fatmawati melawan Danny-Azhar di Pilgub, masih ada kemungkinan skenario lain yang akan menghadirkan calon "boneka" sebagai pemecah suara.

  • Bagikan