Hengky Yasin telah mengamankan dukungan dari PKB (5 kursi) dan PKS (3 kursi), total 8 kursi. Sementara, Daeng Manye mengantongi dukungan dari Gerindra (4 kursi), Nasdem (4 kursi), PDI Perjuangan (4 kursi), dan PAN (1 kursi), total 13 kursi.
Sekretaris DPW PKB Sulsel, Muh Haekal, mengkonfirmasi bahwa keputusan untuk paket Firdaus Manye-Hengky Yasin sudah semakin menguat setelah mereka bertemu.
"Mereka (Manye-Hengky) sudah bertemu dan diskusi. Kecenderungan adalah Daeng Manye sebagai calon bupati dan Hengky sebagai calon wakil bupati. Mereka sudah berdiskusi untuk membangun Takalar dan mencari titik temu," jelas Haekal.
Namun, Haekal menambahkan bahwa keputusan akhir akan kembali pada parpol dan pengurus nantinya. "Kami masih menunggu rekomendasi partai. Prinsipnya adalah kesepakatan untuk membangun daerah," tambahnya.
Terpisah, Pakar Sosial-Politik Universitas Indonesia Timur, Anshar Aminullah, menegaskan bahwa Kabupaten Takalar berpotensi mengalami krisis kepemimpinan jika terjadi kotak kosong dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Kandidat Doktor Univeraitas Indonesia (UI) ini mengungkap bahwa wilayah dengan sebutan Butta Panrannuanku itu, merupakan lumbung calon-calon pemimpin, tidak hanya skala Sulawesi Selatan tapi juga di tingkat Nasional.
"Terjadinya kotak kosong juga menjadi momentum untuk menegaskan kalau daerah tersebut menciptakan kekhawatiran dan mengalami krisis calon pemimpin dalam beberapa tahun ke depan," ujarnya. (Yadi/C)