Masuk Masa Tanam, DP2 Kota Makassar Gelar Musyawarah Tani Abulo Sibatang di Barombong

  • Bagikan
Dinas Perikanan dan Pertanian (DP2) Kota Makassar Menggelar Musyawarah Tani "Abulo Sibatang" di Kelurahan Barombong, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar pada Selasa (20/8). (Sasa/A)

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Dinas Perikanan dan Pertanian (DP2) Kota Makassar menggelar musyawarah tani "Abulo Sibatang" di Kelurahan Barombong, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar pada Selasa (20/8).

Kegiatan ini bertujuan untuk membahas persiapan masa tanam rendengan 2024/2025 dan musim tanam gadu 2025, yang kini telah dimulai di Kota Makassar.

Kepala DP2 Kota Makassar, Evy Alprialty, mengungkapkan kegiatan ini penting dilaksanakan untuk mengoptimalkan lahan pertanian di Kota Makassar demi hasil yang maksimal.

"Hari ini, kami menggelar Abulo Sibatang untuk mengimplementasikan strategi pertanian yang tepat, mengingat tantangan cuaca yang buruk dan ancaman kekeringan," ujar Evy, saat ditemui usai pembukaan musyawarah tani "Abulo Sibatang".

Evy, sapaan akrabnya mengungkapkan alasan memilih Kelurahan Barombong sebagai lokasi kegiatan "Abulo Sibatang" karena Kecamatan Tamalate memiliki banyak lahan persawahan di antara tujuh kecamatan penghasil pertanian di Kota Makassar.

" Kelompok kelompok tani yang hadir di Abulo Sibatang dari tujuh kecamatan yang memiliki lahan sawah yang bisa memproduksi padi yang bagus," jelas Evy.

Evy membeberkan jumlah lahan sawah di Kota Makassar pada tahun 2017-2019 mencapai 2.063 hektar namun terjadi pengurangan hingga 1.453 hektar.

Pengurangan tersebut, lanjut Evy, dikarenakan mengalami pengurangan karena banyaknya masyarakat yang menggunakan lahannya untuk jadi pembangunan perumahan dan juga banyak juga yang menggunakan lahan sawahnya untuk kegiatan lainnya.

Oleh karena itu, Evy menegaskan pihaknya telah berkomitmen dengan membuat Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) di Kota Makassar.

Serta, mengajak masyarakat dan kelompok tani untuk menjaga lahan-lahan pertanian produktif milik mereka.

" Kami meminta kepada masyarakat dan kelompok kelompok tani andalan dan nelayan andalan untuk tidak menjual semua lahannya yang berpotensi menghasilkan padi yang bagus kedepannya," tutup evy.

  • Bagikan