Selain itu, ada banyak partai politik yang ingin bergabung dalam kontestasi Pilgub mendatang, salah satunya adalah Partai Buruh.
"Jangankan itu, tadi saya ditelepon oleh Partai Buruh yang ingin bergabung. Karena kami memiliki basis suara rakyat dan akar rumput, jadi tidak ada masalah," tukasnya.
Sementara itu, di saat pasangan Danny Pomanto-Azhar Arsyad membutuhkan dukungan dari partai politik, pasangan Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi (Andalan Hati) justru pura-pura cuek dan mengklaim mengabaikan rekomendasi dari PPP.
Hingga saat ini, pasangan Andi Sudirman-Fatma (Andalan Hati) telah memastikan maju dengan dukungan dari 7 partai politik dengan total 63 kursi di DPRD.
Kabarnya, DPP PPP telah menentukan sikapnya dalam Pilgub Sulsel dan akan merapat ke pasangan Andi Sudirman-Fatma (Andalan Hati). Hal ini diklaim oleh Juru Bicara Andalan Hati, Ramli Rahim, dalam program Ngobrol Politik Tribun Timur pekan lalu.
"Sebenarnya ada rekomendasi dari DPP PPP, namun Tim Andalan Hati menangguhkan untuk menerimanya. Sebenarnya belum menolak, hanya menunggu apakah ada calon lain yang mau mengambil, supaya ada persaingan," kata Ramli beberapa waktu lalu.
Ia juga menjelaskan alasan mengapa Andalan Hati tidak mengambil peluang untuk kotak kosong, karena ingin memberikan pembelajaran politik kepada masyarakat. Tim Andalan Hati tidak menginginkan adanya kotak kosong atau calon boneka.
"Masyarakat Sulsel adalah petarung, jadi kami berharap ada persaingan yang sehat. Karena berharap ada lawan, akhirnya setelah mencukupi, kami berupaya untuk tidak lagi menerima partai pengusung," jelasnya.
Sejauh ini, menurutnya, ada tujuh partai politik (parpol) yang mendukung Andi Sudirman-Fatma. Ketujuh parpol tersebut adalah Gerindra, NasDem, Golkar, PSI, Demokrat, PAN, dan Hanura.
"Tim Andalan Hati menangguhkan menerima rekomendasi DPP PPP karena menginginkan kompetisi yang sehat. Dengan adanya lawan yang kompetitif, masyarakat akan memiliki pilihan nyata," tukasnya. (Yadi/B)