"Jadi teman-teman berkumpul menyampaikan pesan perlawanan bahwa pemilik konstitusi sebenarnya adalah rakyat. Pemilik kekuasaan adalah rakyat dan rakyat hadir di sini untuk menentukan nasibnya itu sendiri," sambungnya.
Ia menjelaskan, gerakan demostrasi mahasiswa dan masyarakat ini dilakukan untuk menentang rezim Jokowi dan koalisinya di DPR yang ingin 'membajak' demokrasi lewat Revisi UU Pilkada untuk menganulir putusan Mahkamah Konstitusi.
Teman-teman di sini (massa aksi) membawa pesan yang sama untuk menyampaikan pesan kepada presiden Joko Widodo, DPR untuk segera menghentikan pembahasan RUU Pilkada. Di sini teman-teman menyerukan pesan bahwa sudah saatnya rakyat menentukan nasibnya. Rezim otoriter hari ini akan ditumbangkan oleh rakyat jika masing-masing menuruskan segala proses yang akan membungkam demokrasi yang akan menggerogoti konstitusi," ungkapnya.
Terpisah, Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Mokhamad Ngajib saat diwawancara mengenai pengawalan aksi demonstrasi ini mengatakan pihaknya mengerahkan pasukan pengamanan maksimal.
Sedikitnya, ada 450 personel kepolisian dari Polrestabes Makassar dikerahkan untuk melakukan pengamanan aksi unjuk rasa dari elemen mahasiswa dan masyarakat di Kota Makassar.
"450 personel (dikerahkan untuk pengamanan aksi di Kota Makassar," singkat Ngajib.
Khusus di sekitar Flyover sendiri, Ngajib bilang personel dibagi dua kelompok, ada yang melakukan pengamanan di sekitar Flyover dan sebagian lainnya berjaga di depan Gedung DPRD Sulsel, yang lokasinya juga tak jauh dari Flyover.
"Kalau di sini dibagi dua, ada di sini (Flyover), ada juga di sana (depan Gedung DPRD Sulsel)," pungkasnya. (Isak/B)