JAKARTA, RAKYATSULSEL - Prof Taruna Ikrar mengaku fokus mengawal harapan dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) usai dilantik sebagai Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI.
Di mana, presiden mendukung kemandirian penyediaan obat di dalam negeri dan mempermudah akses obat yang diperlukan di dalam negeri sehingga lebih terjangkau bagi masyarakat.
Menurut salah satu ilmuwan dunia ini, sangat mengherankan harga obat Indonesia 400 persen lebih mahal dari luar negeri. Akibatnya kualitas pelayan kesehatan masyarakat tidak maksimal.
"Hal ini mengakibatkan kita kalah bersaing dengan luar negeri di bidang kesehatan, dampaknya banyak memilih berobat ke luar negeri. Ratusan miliar setiap tahun devisa negara hilang, ini harus disikapi serius," ungkap Prof Taruna, Jumat (23/8).
Lanjut Prof Taruna untuk bisa harga obat bisa murah maka memastikan peningkatan sinkronisasi dan koordinasi antarlembaga yang mendukung sistem pengawasan obat dan makanan sebab menyangkut kemaslahatan umat.
Upaya Kepala BPOM Prof Taruna mendapat dukungan dari praktisi kesehatan Sulawesi Selatan, dr Wachyudi Muchsin SKed SH MKes CMed. Menurutnya, dengan obat terjangkau bisa masyarakat bisa merasakan kebutuhan dasar hidup yakni kesehatan berkualitas dengan harga terjangkau.
"Selama ini banyak masyarakat menahan sakit karena harga obat terlalu mahal," tukas dokter Yudi. (*)