MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Ratusan mahasiswa di Kota Makassar kembali memadati Jalan AP Pettarani, tepatnya di bawah jalan layang flyover, Senin (26/8) sore.
Mereka menggelar aksi demonstrasi menyoroti dinasti Politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan beberapa kebijakan pemerintah lainnya yang dianggap tidak pro terhadap rakyat.
Isu yang disoroti ratusan mahasiswa ini bukan lagi soal mengawal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dan rencana Revisi UU Pilkada, tapi beralih ke penolakan dinasti politik Jokowi.
Pantauan di lokasi, pukul 16.00 Wita, ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Kota Makassar ini bertandatangan sambil membawa sejumlah spanduk bertuliskan tuntutan, #Tolak Dinasti Politik, #Adili Jokowi dan Rebut Kedaulatan Rakyat, #Daulat Rakyat #Kawal Putusan MK dan, #Matinya Demokrasi.
"Ini merupakan puncak akumulasi kekesalan, tidak ada aturan selain kekuatan rakyat yang dapat menundukkan kesewenangan Rezim Jokowi dan kroni-kroninya dalam upaya membangun istana kerajaan," ujar salah satu orator aksi.
Ia menyebut, dengan dukungan partai politik di DPR, pembajakan demokrasi dan pembangkangan konstitusi terus dilakukan dan tidak ada yang mampu membendung laju kejahatan otokritik yang dilakukan oleh rezim Jokowi bersama kroninya.
Diungkapkan, konstitusi yang seharusnya menjadi benteng untuk membatasi kekuasaan dan melindungi kedaulatan rakyat, dengan mudah dan terang-terangan diutak-atik.
"Demi memastikan anaknya mendapatkan kekuasaan, Jokowi mengacak-acak Mahkamah Konstitusi (MK) pada Pemilu yang lalu. Tidak berhenti disitu, rezim ini kembali melancarkan operasi jahatnya, demi membuka karpet merah untuk anak bungsunya," katanya.
Atas alasan-alasan itulah, sebutnya, menjadi pendorong mahasiswa turun melakukan aksi demonstrasi. Mendesak Jokowi menghentikan nafsu kekuasaannya, juga mendesak pemerintah tidak semena-mena membentuk aturan yang tidak pro terhadap kepentingan rakyat.
"Kedaulatan ditangan rakyat, rakyatlah pemilik sah konstitusi yang sesungguhnya dan akan menentukan nasibnya sendiri. Untuk itu kita akan terus bersuara lawan dinasti dan oligarki," pesannya.
Untuk diketahui, dalam aksi demonstrasi hari ini total ada sebanyak 800 personel Polrestabes Makassar dikerahkan melakukan pengamanan.
Kasi Humas Polrestabes Makassar AKP Wahiduddin mengatakan, 800 personel tersebut termasuk anggota yang dikerahkan Polsek jajaran.
"Jadi pada aksi hari ini, Polrestabes mengerahkan sekitar 800 personel. Kita berikan pengamanan," ujar Wahid.
Dikatakan Wahid, pihaknya memberikan izin kepada massa aksi untuk menyuarakan aspirasinya hingga pukul 18.00 Wita. Sama seperti aksi sebelumnya.
"Untuk izin aksinya, kita berikan waktu sampai pukul 18.00 Wita," sebutnya.
Jika nantinya massa aksi tidak membubarkan diri sesuai izin yang diberikan, kata Wahid, pihak Kepolisian akan berusaha melakukan pendekatan persuasif.
"Kita tetap melakukan pendekatan secara persuasif. Tapi saya kira mereka sudah paham, aksi sebelumnya mereka langsung membubarkan diri saat waktunya selesai," tukasnya.
Wahid kemudian mengimbau kenapa pengguna jalan untuk tidak melintas di sekitar titik aksi. Termasuk di depan kampus seperti Universitas Negeri Makassar (UNM) dan Universitas Muslim Indonesia (UMI).
"Bagi para pengguna jalan, hindari untuk melewati Fly over untuk sementara ini, kemudian depan kampus seperti UNM, UMI. Jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan," pungkasnya.
Hingga berita ini dibuat, ratusan mahasiswa masih bertahan di bawah Flyover menyampaikan aspirasinya. (Isak/B)