MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Bakal calon Bupati Sidrap, Syaharuddin Arif, menyatakan kekecewaannya atas munculnya dua rekomendasi yang dikeluarkan oleh Partai Golkar untuk Pilkada Sidrap. Partai berlambang pohon beringin ini awalnya memberikan rekomendasi kepada pasangan Syaharuddin Alrif dan Nur Kanaah.
Namun, menjelang pendaftaran, Ketua DPD Golkar Sulsel justru menyerahkan rekomendasi kepada pasangan Masrur bin Mohd Alias dan Muhammad Nasiyanto.
Syaharuddin mengungkapkan bahwa proses pemberian rekomendasi ini penuh dengan kekacauan dan ketidakpastian. Ia menyebutkan bahwa rekomendasi awal diperoleh melalui komunikasi dengan DPD II Golkar Sidrap dan tingkat kecamatan.
"Di bawah kepemimpinan Ketua Golkar Airlangga Hartarto, kami mendapatkan rekomendasi tersebut. Namun, setelah perubahan kepemimpinan dan pelantikan Bahlil Lahadalia sebagai Ketua Umum, seharusnya tidak ada perubahan pada rekomendasi," kata Syaharuddin.
"Kami diundang ke Jakarta untuk menerima B1-KWK pada tanggal 25 Agustus, dan setelah kembali ke Makassar dan Sidrap pada tanggal 26, tiba-tiba pada tanggal 27 muncul B1-KWK baru yang berbeda," ungkapnya, Rabu (28/8/2024).
Syaharuddin menilai situasi ini sebagai kemunduran dalam demokrasi dan menduga adanya pihak tertentu yang berupaya menggagalkan dukungan untuk dirinya dan Nur Kannah.
"Kami akan bersama dengan PAC dan melakukan protes terkait keputusan ini. B1-KWK seharusnya menjadi hak kami, dan kami tidak akan tinggal diam menghadapi ketidakadilan ini," lanjutnya.
Dalam waktu dekat, Syaharuddin dan para pendukungnya akan menyampaikan protes resmi terhadap keputusan yang dianggap tidak sesuai dengan prinsip demokrasi yang adil.
"Kami tidak akan tinggal diam. Kami akan bersama PAC dan akan melakukan protes. Kami merasa B1-KWK adalah hak kami. Insyaallah, kami akan memprotes hal ini," tegasnya. (Fahrullah/B)