MAKASSAR, RAKYATSULSEL – Dalam Pilkada Sulawesi Selatan (Sulsel) 2024, perhatian publik tidak hanya tertuju pada pertarungan politik, tetapi juga pada profil harta kekayaan para calon gubernur dan wakil gubernur.
Salah satu sosok yang menonjol karena kesederhanaannya adalah Andi Sudirman Sulaiman, calon gubernur yang tengah berpasangan dengan Fatmawati Rusdi.
Andi Sudirman Sulaiman, yang sebelumnya menjabat sebagai Gubernur Sulsel setelah menggantikan Nurdin Abdullah pada Maret 2022, dikenal sebagai sosok yang memiliki harta kekayaan relatif sederhana dibandingkan dengan para pesaingnya.
Sebelum terjun ke dunia politik, harta kekayaan Andi Sudirman tercatat sebesar Rp9,1 miliar pada awal 2018, sebagaimana tercantum dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). Namun, selama lima tahun masa jabatannya sebagai Wakil Gubernur dan kemudian Gubernur Sulsel, harta kekayaannya justru menurun hingga Rp7,6 miliar pada akhir 2021.
Penurunan harta kekayaan ini menjadi sorotan, terutama jika dibandingkan dengan calon lain yang memiliki kekayaan jauh lebih besar.
Danny Pomanto, salah satu pesaing utama Andi Sudirman, memiliki total harta kekayaan mencapai Rp212,36 miliar, yang sebagian besar berasal dari kepemilikan tanah dan bangunan di berbagai lokasi strategis.
Sementara itu, Fatmawati Rusdi, pasangan Andi Sudirman, juga memiliki kekayaan yang cukup signifikan, yaitu sebesar Rp100,91 miliar.
Meskipun memiliki kekayaan yang jauh lebih rendah, Andi Sudirman tetap menjadi salah satu kandidat kuat dalam Pilgub Sulsel 2024.
Didukung oleh koalisi sepuluh partai politik, termasuk partai-partai besar seperti Nasdem, PKS, Golkar, dan Gerindra, Andi Sudirman tampil dengan citra sederhana namun memiliki komitmen tinggi terhadap pembangunan Sulawesi Selatan.
Andi Sudirman Sulaiman dikenal sebagai sosok yang berintegritas dan berdedikasi dalam melayani masyarakat.
Selama menjabat, ia berhasil mempertahankan kepercayaan publik meskipun menghadapi berbagai tantangan, termasuk menggantikan pendahulunya yang tersandung kasus korupsi.
Kesederhanaan hidupnya mencerminkan pendekatan politiknya yang fokus pada pelayanan dan pengabdian, bukan pada akumulasi kekayaan pribadi.
Namun, kesederhanaan Andi Sudirman bukan berarti kurangnya ambisi. Ia justru membawa visi untuk melanjutkan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan di Sulawesi Selatan, dengan pendekatan yang merakyat dan berfokus pada kesejahteraan masyarakat.
Dalam kampanyenya, Andi Sudirman menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan.
Berikut adalah rincian harta kekayaan masing-masing calon berdasarkan data yang mereka laporkan:
- Danny Pomanto
Sebagai Wali Kota Makassar dua periode, Danny Pomanto memiliki total harta kekayaan sebesar Rp212,36 miliar. Sebagian besar kekayaannya berasal dari kepemilikan tanah dan bangunan di berbagai lokasi, termasuk Makassar dan Maros. Ia juga memiliki berbagai aset lain seperti kendaraan, harta bergerak lainnya, serta kas dan setara kas.
- Azhar Arsyad
Azhar Arsyad, Ketua DPW PKB Sulsel dan Ketua Fraksi PKB DPRD Provinsi Sulsel, melaporkan total harta kekayaannya sebesar Rp12,08 miliar. Kekayaannya sebagian besar terdiri dari tanah dan bangunan yang tersebar di Makassar, Soppeng, dan Pinrang, serta beberapa kendaraan dan aset lainnya.
- Andi Sudirman Sulaiman
Mantan Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, memiliki harta kekayaan sebesar Rp9,98 miliar. Harta ini terdiri dari beberapa tanah dan bangunan yang dimilikinya di Jakarta Selatan, Bone, dan Makassar, serta sejumlah kendaraan dan kas.
- Fatmawati Rusdi
Fatmawati Rusdi, mantan Wakil Wali Kota Makassar dan anggota DPR RI, memiliki harta kekayaan mencapai Rp100,91 miliar. Kekayaannya didominasi oleh tanah dan bangunan di beberapa lokasi strategis, termasuk Jakarta Utara, Makassar, dan Sidrap, serta aset lainnya seperti kendaraan mewah dan kas.
Persaingan dalam Pilgub Sulsel ini tidak hanya menarik dari segi politik, tetapi juga dari segi profil kekayaan para calonnya. Harta kekayaan yang signifikan ini mencerminkan posisi dan pengaruh mereka dalam kontestasi politik di Sulawesi Selatan. (*)