"Jadi, faktor utama kepentingan masing-masing parpol koalisi itu kan berbeda. Tidak bisa dipaksakan solid di koalisis besar pilgub. Apalagi mau menagkan Pilbup atau Pilwali. Itu sebabnya kalau dilihat koalisi Pilgub tidak solid di daerah, karena koalisi tidak linear," tuturnya.
Ia pun memberikan contoh, selain terbaru adanya insiden klan Sudirman yakni anak mentan Amar dan kader Gerindra Harmansyah. Juga di Pulwalkot Parepare Kader NasDem berhadapan kader Golkar yakni istri Taufan Pawe.
Begitu juga di Pilkada Bantaeng, kader Golkar dan NasDem head to head. Beda pikihan juga terjadi di Pilkada Sidrap, usungan Golkar berhadapan usungan NasDem.
"Jadi, saya kira peta dan koalisi ini memang tidak sama. Sehingga kepentingan Pilgub dan Pilkada daerah bisa saja tidak menyatu kader parpol koalisi untuk berjuang di tingkat bawah," tukasnya.
Ketua Bappilu DPD I Golkar Sulsel, Lakama Wiyaka mengakui saat ini partai koalisi pengusung "Andalang Hati" belum ada pergerakan melakukan rapat koordinasi.
"Belum tau perkembangan, karena timnya (ASS-Fatma) belum ada koordinasi. Tidak ada informasi secara resmi saat ini," jelasnya.
Ia mengatakan, tidak mungkin mereka dari partai pengusung langsung menayakan. Kendati demikian pihaknya masih menunggu adanya pemberitahuan dan informasi pergerakan partai koalisi gemuk.
"Masa kita kesana cari orang? Tidaklah. Yang jelas kami belum tau informasi sampai lanjutan, karena belum ada," jelasnya.
Selain itu kata dia, pihaknya belum menyetor nama-nama kader untuk menjadi tim pemenangan ASS-Fatma. Pasalnya masih menunggu arahan partai koalisi lain.
"Susunan tim, belum ada penyampaian resmi kami belum bisa ambil keputusan. Jadi, kita fokus kader maju pilkada," tukasnya.
Sedangkan Ketua Bappilu DPW PAN Sulsel, Muh Irfan AB mengatakan partainya masih menunggu juga arahan calon gubernur bersama partai penggerak utama untuk bekerja dalam hal pemenangan.
Bahkan kata dia, PAN tetap bekerja bersama partai koalisi jika sudah ada kelanjutan teknis. Meski begitu ia mengatakan, usai penetapan semua agenda bisa berjalan.
"Kita siap belerja, tapi kan menunggu partai penyokong utama cagub dan cawagub. Begitu juga calon gub. Tapi kan penetapan 22 September, mungkin saja setelahnya," katanya, secara singkat.
Sedangkan, juru Bicara Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati. Muhammad Ramli Rahim menegaskan koalisi yang sudah terbentuk untuk mendukung ASS-Fatma dalam Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan 2024 akan tetap solid.
"Partai koalisi 9 partai dan 63 kursi tetap bersatu untuk memenangkan ASS-Fatma di Pilgub Sulsel 2024," tegas Ramli.
Menurutnya, koalisi yang terdiri dari Partai Gerindra, NasDem, Golkar, PSI, Demokrat, PAN, dan Hanura dan Gelora masih berkomitmen penuh untuk mendukung pasangan ASS-Fatma.
"Partai-partai pendukung kami masih tetap solid dan tidak ada yang berubah," tambahnya.
Sedangkan, pengamat politik dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Adi Suryadi Culla menyebut keunggulan paket ASS-Fatma kuat mengahadapi pertarungan di Pilgub Sulsel 2024.
"Paslanya Andi Sudirman di semua riset karena Andi Sudirman adalah petahana (incumbent). Ini merupakan modal sosial dan politik yang sangat berpengaruh dalam setiap kontestasi Pilkada," katanya.
Menurutnya, sebagai petahana Andi Sudirman sudah menancapkan basis pengaruh dan jejaring sosial dalam berbagai strata masyarakat.
"Jadi Andi Sudirman tidak perlu lagi kerja keras membangun jejaring karena sudah terbentuk," katanya belum lama ini.