MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan ekonomi di triwulan 2024 melebihi ekspektasi.
Capaian tersebut berkat naiknya konsumsi rumah tangga dan investasi. Disusul tingkat inflasi inti masih terjaga dan surplus neraca perdagangan berlanjut.
Pertumbuhan ekonomi yang masih baik juga tercermin dari peningkatan kinerja emiten di Triwulan 2 2024. Antara lain terlihat dari pendapatan dan penyerapan tenaga kerja yang tumbuh masing-masing sebesar 4,94 persen dan 2,73 persen dibanding tahun sebelumnya.
"Di triwulan pertama 2024 mencapai 2,64 persen dan di triwulan ke dua mencapai 2,29 persen. Namun demikian, perlu dicermati pemulihan daya beli yang saat ini berlangsung relatif lambat," ujar Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi, Aman Santosa dalam kegiatan Konprensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Via Zoom.
Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang melaju positif, pasar saham juga mengalami penguatan IHSG sebesar 5,72 persen dengan nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp13.114 triliun atau naik 6,29 persen mencatatkan net buyRp28,77 triliun.
"Penghimpunan dana di pasar modal masih dalam tren yang positif, tercatat nilai Penawaran Umum mencapai Rp135,25 triliun di mana Rp4,39 triliun di antaranya merupakan fundraising dari 28 emiten baru. Sementara itu, masih terdapat 116 pipeline Penawaran Umum dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp41,72 triliun," tambah Aman.
Dari sisi kinerja fungsi intermediasi perbankan juga terus melanjutkan tren peningkatan. Pada Juli 2024 lalu, kredit meningkat sebesar Rp36,21 triliun jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya atau tumbuh sebesar 0,48 persen.
Adapun secara tahunan, pertumbuhan penyaluran kredit melanjutkan catatan pertumbuhan double digit sebesar 12,40 persen dibanding tahun sebelumnya menjadi Rp7.514,6 triliun, didorong oleh kredit korporasi yang tumbuh sebesar 18,06 persen.
Berdasarkan jenis penggunaan, Kredit Investasi tumbuh tertinggi yaitu sebesar 15,20 persen, diikuti oleh Kredit Modal Kerja 11,60 persen, sedangkan Kredit Konsumsi 10,98 persen.
Ditinjau dari kepemilikan bank, bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit yaitu sebesar 14,51 persen dibanding tahun sebelumnya. (Hikmah/B)