Masuk dalam Pusaran Politik, HIPMI Sulsel Potensi Dualisme

  • Bagikan
Suasana Musda HIPMI Sulsel di Gedung Manunggal.

MAKASSAR, RAKYATSULSEL – Badan Pengurus Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPD HIPMI) Sulawesi Selatan kini berada di ambang dualisme. Organisasi ini dinilai telah disusupi oleh politik praktis, seolah-olah beroperasi layaknya organisasi kepartaian.

Adu kekuatan terjadi antara dua calon Ketua, yakni Andi Muhammad Karaka Kilat dan Andi Amar Ma'ruf Sulaiman, yang mengubah suasana Musyawarah Daerah (Musda) XVI HIPMI Sulsel. Semula, Musda direncanakan berlangsung di Hotel Sheraton by Four Points, Jalan Andi Djemma, Kota Makassar, pada Senin (9/9/2024), namun lokasi pemilihan berpindah.

Di lokasi pemilihan yang berlangsung di Balai Pertemuan Hasanuddin, Kompleks Kodam XIV/Hasanuddin, Kota Makassar, hanya Andi Amar Ma'ruf Sulaiman yang hadir sebagai calon Ketua Umum. Sementara itu, Andi Muhammad Karaka Kilat tidak tampak di tempat.

Akhirnya, Andi Amar Ma'ruf terpilih sebagai Ketua HIPMI Sulsel periode 2024-2027 dengan perolehan suara telak, yakni 76 suara, sedangkan Andi Muhammad Karaka Kilat tidak memperoleh suara.

Atas hasil tersebut, Steering Committee (SC) yang dipimpin oleh demisioner Ketua OKK BPD HIPMI Sulsel, Amirul Yamin Ramadhansyah, menetapkan Andi Amar Ma'ruf sebagai Ketua HIPMI Sulsel yang baru. "Kami memutuskan dan menetapkan saudara Andi Amar Ma'ruf sebagai Ketua HIPMI Sulsel periode 2024-2027," ujar Amirul saat membacakan hasil keputusan.

Penetapan tersebut disambut dengan meriah oleh para pendukung Andi Amar Ma'ruf, yang sebagian besar merupakan pengurus BPC HIPMI dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan.

Polemik dan Protes dari Pihak Lawan

Namun, di sisi lain, penetapan Andi Amar Ma'ruf sebagai Ketua HIPMI Sulsel menimbulkan polemik. Andi Muhammad Karaka Kilat, yang tidak hadir dalam pemilihan, menganggap bahwa Musda kali ini sebagai yang paling buruk yang pernah diselenggarakan di Indonesia. Ia secara tegas menolak hasil Musda tersebut.

"Musda ini paling jorok se-Indonesia. Kami tidak terima hasilnya," ucap Andi Karaka Kilat.

Sebagai calon Ketua Umum, Andi Karaka Kilat mengaku merasa ditipu selama proses pencalonan, bahkan menyebut bahwa ia harus mengeluarkan dana sebesar Rp300 juta untuk mengikuti pemilihan. Ia pun berjanji akan membawa masalah ini ke ranah hukum. "Saya akan tetap berjuang atas ketidaknetralan penyelenggara Musda HIPMI Sulsel," tegasnya.

Arianto Burhan Makka, salah satu senior HIPMI Sulsel, juga memprotes pemindahan lokasi Musda yang menurutnya melanggar aturan organisasi. Ia menyebutkan bahwa Musda yang berlangsung di Kompleks Kodam XIV/Hasanuddin telah melanggar ketetapan awal yang menetapkan Hotel Four Points sebagai lokasi yang netral.

"Saya bertanya kepada Steering Committee, mengapa lokasi dipindahkan? Mereka menjawab bahwa ini merupakan atensi, sehingga ketua steering memutuskan acara dipindahkan ke Kompleks Kodam," jelas Arianto.

Pemindahan ini menimbulkan kecurigaan bahwa langkah tersebut diambil untuk memuluskan jalan Andi Amar Ma'ruf Sulaiman, putra Menteri Pertanian, agar terpilih sebagai Ketua HIPMI Sulsel.

Kritik dari Mantan Ketua OKK HIPMI Sulsel

Protes juga datang dari Harmansyah, mantan Ketua OKK HIPMI Sulsel. Ia mengkritik keras sikap BPD HIPMI Sulsel yang diketuai oleh Andi Rahmat Manggabarani terkait pemindahan lokasi Musda. Harmansyah menilai bahwa pelaksanaan Musda di Kompleks Kodam XIV/Hasanuddin tidak sesuai dengan norma organisasi.

"Musda ini adalah yang terburuk. Musda adalah kegiatan internal yang harus digelar berdasarkan AD/ART serta peraturan organisasi. Setiap keputusan seharusnya disampaikan secara tertulis kepada peserta, bukan melalui pengumuman di media sosial," ujarnya.

Menurut Harmansyah, Hotel Four Points seharusnya tetap menjadi tempat pelaksanaan Musda karena sudah ditetapkan sejak awal oleh Steering Committee sebagai lokasi yang netral. Pemindahan lokasi, menurutnya, memperlihatkan siapa yang sebenarnya didukung oleh kekuatan di balik layar.

"Mulai dari masalah rumah saya yang didatangi oleh oknum TNI, semuanya sudah jelas. Jadi, kalau tidak paham situasi di HIPMI, jangan berani mencalonkan diri sebagai Ketua HIPMI," sindir Harmansyah. (Yadi/B)

  • Bagikan