MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) mulai wacanakan membuka layanan Trans Sulawesi untuk penyandang disabilitas.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sulsel, Andi Erwin Terwo mengatakan pihaknya mulai saat ini mulai melirik untuk menyelenggarakan layanan Trans Sulawesi untuk penyandang disabilitas.
Kata dia, pihaknya mulai melakukan koordinasi dan diskusi bersama dengan organisasi yang memiliki gawe dalam hal kedisabilitasan.
Ia menuturkan koordinasi itu tentu saja dilakukan untuk mengatur aksesibilitas yang akan menjadi penunjang layanan Bus Trans Sulsel untuk para penyandang disabilitas.
“Kami sudah komunikasi dengan beberapa pihak untuk memberikan masukan terkait dengan aksesibilitas,” tuturnya, Rabu (11/9).
Ia melanjutkan, beberapa pertimbangan tentu saja dilakukan oleh pihaknya sebelum melakukan program tersebut.
Apalagi kata dia, sebegai proses pemenuhan aksesibilitas bus Trans Sulsel nantinya juga harus memperhatikan hak masyarakat juga yang menjadi pengguna fasilitas, seperti pedestrian.
Menurutnya, perencanaan aksesibilitas tak melulu pada bus sebagai sarana utamanya saja, pun juga pada fasilitas pendukung lainnya.
“Bagaimana juga memberikan hak kepada para pejalan kaki dengan memantapkan perparkiran bus itu, agar tidak mengganggu para pejalan kaki. itu harusnya segera direalisasikan, jadi nanti akan ada halte untuk disabilitas,” ujarnya.
Ia berharap hal tersebut dapat segera dilakukan oleh pihaknya.
Sebelumnya diberitakan, Dinas Perhubungan (Dishub) Sulsel berencana mengalihkan rute Bus Trans Sulawesi Bone-Sinjai ke Bone-Wajo. Itu, lantaran minimnya penumpang.
Padahal, program Bus Trans Sulawesi Selatan (Sulsel) telah diluncurkan oleh Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan, Prof Zudan Arif Fakrulloh pada 10 Juni 2024 lalu. Terhitung baru mengaspal kurang lebih 70 hari sejak diresmikan.
Kata Erwin, lima rute Bus Trans Sulawesi yaitu, Pangkep-Parepare. Lalu, Pangkep Barru. Kemudian,Bone-Sinjai.Selanjutnya,Parepare-Sidrap, dan terakhir Kabupaten Selayar.
“Memang hanya Jalur Bone-Sinjai yang memiliki load faktor dibawah 30 persen,” bebernya.
Ia menyampaikan, untuk rencana pengalihan rute tersebut, pihak Pemprov Sulsel sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah terkait.
“Kami sudah melakukan komunikasi dengan pemerintah daerah untuk mensupport kegiatan ini. Setelah ini, kami juga ada rapat dengan dishub kabupaten kota, untuk ada re-routing atau pemindahan rute,” ujarnya. (Abu/B)