Intensif finansial, kurang pengetahuan pasien, tekanan dari industri farmasi dan alat medis adalah beberapa hal yang menjadi penyebab," ujarnya.
Praktisi Medis Yayasan Orang Tua Peduli (OYP), dr Windhi Kresnati menjelaskan orang kalangan bawah biasanya mengalami under treatment, sedangkan orang kalangan atas mengalami overtreatment.
"Masyarakat juga harus mengetahui misalnya kegunaan obat dan resep untuk pasien. Terapi obat hanya salah satu bagian dari pengobatan ada juga lainnya seperti nasehat, dan lain-lain sehingga Pasien harus lebih cerdas melihat savety dan cost," ujarnya.
Salah satu yang banyak masalah menurut dr Windhi adalah penyakit biasa seperti batuk dan demam misalnya pada anak yang cara pengobatannya sangat sederhana namun harus diobati dengan banyak obat dan antibiotik. "Kalau kita tidak melakukan apa-apa, di 2050 tidak ada lagi penyakit yang bisa di obati dengan antibiotik," tandasnya.
CEO Investortrutst.id, Primus Darimulu mengatakan rangkaian diskusi ini menjadi yang ke 4 dilaksanakan yakni di Jakarta, Surabaya, Medan dan sekarang di Makassar.
"Topik ini sangat penting karena langsung merespon apa yang dialami kita sehari-hari dialami pasien, BPJS kesehatan dan asuransi jiwa. Over treatment dimaknai sebagai layanan berlebihan yang menyebabkan pasien harus membayar yang tidak seharusnya," tutupnya. (Hikmah/A)