MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel Moh Ramdhan Pomanto - Azhar Arsyad atau Danny - Azhar berjanji bakal memajukan kebudayaan di Provinsi Sulsel.
Janji tersebut bukan hal yang sulit bagi Danny - Azhar. Terbukti, Calon Gubernur Danny Pomanto yang menjabat Wali Kota Makassar selama dua periode, telah menunjukkan hal tersebut. Belum lagi, selama ini Danny Pomanto juga dikenal sebagai pemimpin yang terbuka dan diterima oleh semua kalangan.
Juru Bicara Danny - Azhar (DIA) Asri Tadda mengatakan, penghargaan bergengsi sebagai Tokoh Indonesia 2024 yang diraih oleh Wali Kota Makassar baru-baru ini menjadi tambahan bukti prestasi Danny Pomanto, khususnya di bidang kebudayaan.
"Pak Danny telah buktikan bahwa ia punya konsen yang jelas untuk memajukan daerah melalui pariwisata dan pelestarian budaya lokal yang berskala global. Lewat F8 budaya Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja lebih terekspose ke dunia luar, bersanding dengan budaya Nusantara dan budaya global. Ini hal yang prestisius," kata Asri di Makassar, Jumat (13/9).
Sebagai Calon Gubernur Sulsel, dijelaskan Asri, sosok Danny memiliki konsep dan desain yang jelas bagaimana memajukan pariwisata dan kebudayaan daerah.
"Insya Allah Pak Danny bersama Wakil Gubernur Azhar Arsyad tidak akan membiarkan tradisi dan kebudayaan unggul di Sulsel ditelan oleh kemajuan zaman," ungkapnya.
Karena itu, pasangan berakronim DIA itu berkomitmen untuk membangun Institut Ketahanan Budaya Sulsel yang akan menjadi pusat pendidikan dan pengkajian untuk pengembangan dan pelestarian kebudayaan lokal.
"Juga akan memasukkan pelajaran budaya khususnya Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja ke dalam kurikulum sekolah, dan menetapkan Hari Kebudayaan Sulsel, termasuk juga mengadakan Festival Budaya Tahunan di 24 Kabupaten/Kota se-Sulawesi Selatan, dan masih banyak yang lain," tukasnya.
Agenda pembangunan kebudayaan yang diusung oleh Danny - Azhar merupakan kabar gembira bagi rakyat Sulawesi Selatan yang masih menempatkan adat dan kebudayaan sebagai bagian penting dari kehidupan sehari-hari.
"Ini tentu hal baik. Bahwa Danny - Azhar akan memberi ruang yang luas bagi lestari dan berkembangnya tradisi serta kebudayaan lokal, sehingga pada akhirnya menjadi kekayaan yang bernilai ekonomi," jelas Asri.
Selama memimpin Makassar, Danny Pomanto memang dikenal konsisten menempatkan aspek budaya sebagai bagian tak terpisahkan dari pembangunan daerah.
Di tangan Danny, konsep budaya unggul "sombere" dalam smart city menjadi contoh terbaik dalam World City Summit 2024 dan event internasional lainnya.
"Jadi harus diakui, sosok Danny Pomanto adalah pemimpin yang bisa diterima oleh semua golongan, semua etnis dan budaya. Bahkan, ia konsisten menunjukkan perhatian bagi pelestarian dan pengembangan budaya daerah," terang Asri.
"Bukan hanya melestarikan dan memperkenalkan budaya lokal Sulsel ke kancah global, Danny juga sudah buktikan potensi ekonomi dari pengembangan budaya yang terpaut erat dengan kepariwisataan," tambah Asri lagi.
Demikian pula dengan figur Cawagub Azhar Arsyad. Jauh sebelum jadi politisi, Azhar adalah aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang banyak berkecimpung dalam program pemberdayaan sosial dan kultural.
Ditambah dengan basis tradisional Nahdiyin dan dari kalangan PKB Sulawesi Selatan, Azhar tentu memiliki kedekatan dengan tradisi dan kebudayaan lokal di daerah ini.
"Keduanya (Danny - Azhar) merupakan kombinasi tepat yang saling mengisi dan saling menguatkan. Tidak hanya untuk membangun kebudayaan, tetapi juga sekaligus memajukan Provinsi Sulawesi Selatan secara keseluruhan," pungkas Asri. (Yadi/B)