Wujudkan Harapan Masyarakat, Alasan Rahman Bando Tinggalkan ASN dan Pilih Bertarung di Pilwalkot Makassar 

  • Bagikan

Selama podcast berlangsung, salah satu masalah utama yang dibahas Rahman Bando dalam adalah banjir yang sering melanda Makassar, yang juga disebut masalah ini turut dimasukkan dalam visi misinya.

Ia menekankan pentingnya rekonstruksi sistem drainase di beberapa wilayah yang paling parah terdampak banjir, seperti Tamamaung, Perumahan Kodam 3 Daya di Kecamatan Biringkanya, dan sejumlah wilayah di Kecamatan Manggala. 

“Tiap tahun banjir di tempat yang sama, tapi tidak pernah ada rekonstruksi saluran air besar. Ini harus kita perbaiki. Saya berharap itu pada saat musim kemarau mestinya berjejer itu excavator menggali saluran air, tapi ini tidak ada. Volume air dengan struktur kontruksi drainase kita tidak seimbang sehingga harus ada rekontruksi saluran saluran air di Makassar. Misalnya daerah Tamamaung, Kodam Tiga Daya tipa tahun banjir, tidak pernah dibuat selokan besar, kemudian blok 10, blok 8, Manggala paling parah banjir di situ tapi tidak pernah dibuat sungai di belakang," ungkapnya.

Selain itu, Mantan Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar itu menyoroti masalah kemacetan yang semakin parah di Makassar. Ia mengusulkan pembenahan infrastruktur jalan, pengaturan lalu lintas, peningkatan kesadaran tertib lalu lintas, serta pengembangan transportasi massal yang aman. 

Rahman Bando menekankan bahwa kemacetan sebagian besar disebabkan oleh distribusi demografis yang tidak merata, dengan 65 persen penduduk Makassar tinggal di bagian timur kota, sementara pusat-pusat kegiatan ekonomi dan pemerintahan ada di bagian barat. 

“Harusnya kita bangun pusat-pusat ekonomi di wilayah timur seperti Manggala dan Biringkanaya, agar masyarakat tidak perlu bergerak ke barat setiap hari untuk mencari nafkah," terangnya.

Selain itu, pada sektor pendidikan dan kesehatan juga menjadi perhatian serius dalam visi misi pasangan Amri Arsyid-Abdul Rahman Bando. Menurut Rahman Bando, terdapat ketidakadilan dalam distribusi fasilitas pendidikan di Makassar. 

Banyak sekolah di Makassar yang kurang mendapat perhatian, meski jumlah muridnya mencapai ratusan orang.

"Ini yang harus kita bangun, fasilitas pendidikan berkeadilan dari sarana prasarana hingga kualitas guru, agar masyarakat tidak perlu mengirim anak-anak mereka ke sekolah di wilayah kota hanya untuk mendapatkan pendidikan berkualitas," jelasnya.

Selain itu, Rahman Bando mengkritik ketidakadilan dalam layanan kesehatan, dengan hanya ada 47 puskesmas untuk melayani lebih dari 1,5 juta penduduk Makassar. Ia menekankan perlunya penambahan fasilitas layanan kesehatan serta tenaga medis dan paramedis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat.

Termasuk menyoroti pentingnya pemerintah Makassar untuk mengalokasikan sebagian dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) ke sektor pendidikan. Dimana kata dia, selama ini Pemerintah Makassar hanya bergantung pada dana BOS dari pusat. 

"Kita harus mengamankan pendidikan dengan menambah alokasi anggaran dari PAD, agar ruang gerak guru dalam berkreasi dan meningkatkan mutu pendidikan bisa lebih luas," tegasnya.

Maju dalam Pilwalkot Makassar, Rahman Bando juga melihat bahwa salah satu alasan Makassar belum mencapai potensi penuh seperti kota-kota besar lainnya, adalah karena kurangnya sinergi antar elemen masyarakat dalam mencari solusi untuk berbagai permasalahan. 

Ia menyoroti masalah kriminalitas jalanan seperti jambret dan begal sebagai contoh, di mana peran LSM, perusahaan, akademisi, praktisi, media, dan TNI/Polri perlu disinergikan dalam mencari solusi.

  • Bagikan