JAKARTA, RAKYATSULSEL - Komisi Pemilihan Umum (KPU) secara serentak menggelar pencabutan nomor urut, Senin (23/9/2024) hari ini. Nomor urut ini akan digunakan untuk bersosialisasi saat kampanye hingga hari H pencoblosan 27 November mendatang.
Selanjutnya, para kandidat akan melaksanakan deklarasi Pilkada damai, Siap Menang dan Siap Kalah. Sementara masa kampanye akan berlangsung 25 September - 23 November 2024.
Wakil Rektor IV Universitas Jakarta, Dr. A. Muh Yuslim Patawari, S,STpi.,MP, mengimbau kepada semua pihak agar mensukseskan Pilkada serentak dengan menjaga suasana tetap kondusif, sehingga Pemilihan Gubernur Sulsel dan Pilkada serentak se-Sulsel bisa berjalan secara aman, jujur dan adil.
"Kita tentu ingin hasil Pilkada yang demokrasi sehingga diperoleh pemimpin berkualitas yang sesuai pilihan rakyat. Ancaman akan kerawanan dalam Pilkada pasti ada, tapi hal itu bisa diminimalisir jika semua pihak secara penuh tanggung jawab bisa menahan diri, dan menjaga momentum Pilkada agar berjalan dengan damai, bermartabat, dan berkualitas," kata Andi Yusli, Senin (23/9/2024).
Menurut Andi Yuslim, periode kampanye sendiri menjadi salah satu tahapan krusial yang menjadi wahana untuk sosialisasi dan pengenalan program politik, pengenalan kandidat dengan rencana kerjanya, sekaligus mengenali rekam jejak para calon pemimpin.
Andi Yuslim bahkan secara terbuka menyebutkan jika potensi kerawanan khususnya Pilgub Sulsel dan Pilkada serentak se-Sulsel sudah mulai ada. Salah satunya adalah dengan adanya pergantian Kapolda Sulsel jelang atau di tengah tahapan Pilkada.
Tolong di ingat pilkada 2013 yang lalu ada keributan yang terjadi di Palopo dan terjadi pembakaran kantor. Lalu ada juga pembakaran gudang logistik kantor KPU Wajo tahun 2009. Bahkan lebih parah pada Pilkada Makassar 2020 lalu terjadi penusukan terhadap pendukung salah satu paslon dan pembakaran pos relawan di Makassar.
Tak hanya itu, terjadi aksi perlawanan dari pendukung kotak kosong itu semua harus jadi early warning/peringatan dini bagi Penyelenggara dan Aparat Negara.
"Memang patut kita menduga dan mengantisipasi sedini mungkin potensi kerawanan Pilkada khususnya di Sulsel. Jadi mari kita mengedepankan kedewasaan sikap, pemikiran, dan kematangan politik para pemimpin. Segala perbedaan dan keragaman dalam pesta demokrasi adalah hal yang lumrah. Jangan karena perbedaan pilihan kita bercerai berai karena itu merupakan tanda kemunduran demokrasi," ujar Tokoh Pemuda nasional asal Kabupaten Bone ini.
Menurut Andi Yuslim, ada tiga indikator kesuksesan Pilkada. Yang pertama Aman Lancar Sesuai Aturan yang berlaku, kedua tingginya Partisipasi Pemilih. Dan terakhir tidak adanya konflik yang bisa merusak persatuan bangsa apalagi terjadi kekerasan fisik yang mengganggu keamanan negara.
"Saya mengajak segenap komponen masyarakat sipil, insan akademik, jurnalis, tokoh agama, lembaga swadaya masyarakat, dan berbagai pihak yang peduli dan berkomitmen untuk berpartisipasi aktif bersama menyukseskan Pilkada serentak di Sulsel. Saya juga mengingatkan netralitas ASN, TNI-Polri, begitu juga dengan KPU dan Bawaslu sebagai penyelenggara Pilkada agar betul-betul bekerja sesuai aturan dan Undang-undang, sehingga Pilkada bisa berjalan aman, lancar seperti yang kita harapkan," tegas Pengurus KADIN Pusat ini. (*)