Kandidat di Pilgub Sulsel Mulai Kampanye, Akademisi Unhas: Ajang Adu Program, Setop Jual Beli Janji

  • Bagikan
Ilustrasi Kampanye

Lebih lanjut, akademisi Unhas ini menegaskan pentingnya memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang apa yang akan dilakukan oleh pasangan calon ke depan.

“Saat ini, Sulsel menghadapi tantangan yang khas dan membutuhkan solusi yang harus diselesaikan dalam lima tahun ke depan,” tuturnya.

Iqbal juga mengkritik praktik kampanye yang hanya berorientasi pada transaksi pragmatis. Menurutnya, kampanye yang demikian justru menciptakan kebodohan di masyarakat.

“Kampanye seharusnya menjadi ajang untuk mendidik masyarakat, bukan sekadar jual beli janji atau iming-iming materi,” jelasnya.

Ia menambahkan, masyarakat akan melihat rekam jejak dan visi-misi para calon untuk menentukan siapa yang dapat membawa Sulsel ke arah yang lebih sejahtera.

“Kepemimpinan calon harus inklusif, untuk seluruh masyarakat Sulsel, bukan hanya untuk kelompok atau kalangan tertentu. Seorang calon gubernur harus mampu menghadirkan budaya demokrasi yang sejati,” katanya.

Mengenai peluang kedua pasangan calon, Iqbal menilai keduanya memiliki pengalaman yang cukup di pemerintahan.

“Danny Pomanto memiliki pengalaman 10 tahun sebagai Wali Kota Makassar, yang merupakan barometer politik Sulsel. Sementara Andi Sudirman telah menjabat sebagai gubernur selama lebih dari dua tahun, sehingga keduanya memiliki latar belakang yang kuat,” ungkapnya.

Ia juga menekankan pentingnya pemahaman calon gubernur terhadap situasi wilayah Sulsel yang luas. Jika tidak memahami hal ini, kata Iqbal, bisa terjadi mutasi yang melemahkan moral demokrasi.

  • Bagikan

Exit mobile version