MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Badan Narkotika Nasional (BNN) Pusat melakukan penguatan kapasitas penyuluh pencegahan mengenai bahaya penyalahgunaan narkoba di Provisi Sulawesi Selatan.
Kegiatan bimbingan teknis peningkatan kapasitas penyuluh Narkoba di Sulawesi Selatan, berlangsung selama tiga di Hotel Claro Makassar, mengundang berbagai akademisi sebagai pemateri.
Salah satu menjadi pemateri adalah Dosen Fisipol Universitas Hasanuddin (Unhas) juga Kepala Sekretariat Rektorat Unhas, Dr. Sawedi Muhammad.
Dalam paparan materinya, ia menyampaikan kegiatan ini dapat lebih waspada dan proaktif dalam melindungi diri dan lingkungannya dari ancaman bahaya narkoba.
Menurutnya, untuk meningkatkan pemahaman pencegahan bahaya penyalahgunaan narkoba yaitu penyuluhan tatap muka ke berbagai sasaran berdasarkan tingkat kerentanan.
"Tema pembahasan ini sangat berkaitan percegahan, ini berkaitan komunikasi, psikologi sosial serta antropologi," ujarnya.
Dosen ilmu hubungan Internasional Unhas itu menyebutkan, sekarang peredaran narkoba sangat mengkuatirkan, ini bukan ancaman individu melainkan ancaman bagsa dan negara.
Narkotika jadi ancaman global. Kalau zaman dahulu narkotika hal biasa, ada kepentingan ritual oleh sekta tertentu, juga oleh masyarakat tradisional untuk kebutuhan pada kala itu.
"Pada abad ke 19 obat-obat ini dilakukan sebagai pwnghilang rasa sakit. Apalagi perkembangan zaman maka berkembang IPTEK. Di abad ke 20 berkembang sangat pesat, bukan hanya kebutuhan sendiri tapi produksi market, didistribusi kemana-mana," jelasnya.
Dampak bahaya penyalagunakan Narkoba. Kata dia, pada ekonomis, kesehatan, produktivitas menurun. Ini tergantung rebahilitasi karena kecanduan juga.
Ini menyebabkan parah dalam rumah tangga dan lingkungan sosial. Juga kerugian industri, ini merusak kehidupan. Dampak lain adalah kehidupan sosial.
Tentu, menyebabkan pertikaian keluarga. Maka harua ada kesadaran bersama, terpapar narkoba bukan pilihan. Banyak alasan orang terpapar narkoba, juga pergaulan bebas.
"Maka penyuluhan ini sangat penting. Dampak budaya, menguba nilai sosial dan budaya. Ada kisah di berbagai daerah, bahkan di Sulsel. Sekarang narkoba masuk mengubah tatan adat istiadat daerah kita, ini karena ulah narkoba. Suatu negara juga hancur karena adanya peredaran narkoba," sebutnya.
Di Indonesia kata dia, peredaran narkoba sangat massif, dilakukan bukan kelompok kartel, tapi di kalangan rumah tangga dan juga kantor. Ini sangat berbahaya.
"Peredar naskoba di Indonesia musuh senyap. Pada tahun 2016-2021 peredaran narkoba transaksi capai Rp400 triliuan. Terpapar 3,3 orang seluruh wilayan. Narkoba sudah menjalar ke semua wilayah bahkan jadi sumber pendapatan," tuturnya.
"Faktor peredaran narkoba, Indonesia negara kepulauan. Jadi semua wilayah terbuka ke negara lain sehingga peredaran bisa lewat darat dan laut serta udara. Bahkaan produksi di dalam negeri," tandasnya. (Yadi/A)