Pelatihan Pengembangan Skill Komunikasi Interpersonal Pada Peer Group TB Rangers Bagi Pasien TB Paru di Makassar

  • Bagikan
Pelatihan keterampilan komunikasi interpersonal baik secara verbal maupun non verbal pada peer group TB Rangers kepada pasien TB paru.

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Tuberkulosis menjadi penyakit menular penyebab kematian terbesar kedua di dunia. TBC merupakan penyakit menular akibat infeksi bakteri (Mycobacterium tuberculosis) dan umumnya menyerang paru-paru.

Data Dinas Kesehatan menyebutkan bahwa estimasi kasus TBC di Sulsel tahun 2023 adalah 47.075 kasus, terjadi kenaikan dari 35.210 kasus pada tahun sebelumnya. Kasus TB di Kota Makassar sendiri saat ini mencapai 5 ribu kasus.

Pemateri Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), Dr. Diana Mirza Togubu, S.Si, M.Kes, mengatakan pengabdian ini bertujuan untuk melatih keterampilan komunikasi interpersonal baik secara verbal maupun non verbal pada peer group TB Rangers dalam melakukan komunikasi informasi dan edukasi kepada pasien TB paru. Dimana TB Rangers adalah mahasiswa magang yang dibina oleh yamali TB sulsel untuk membantu program eliminasi TB.

Ketua Yayasan Yamali TB Kasri Riswadi sangat antusias untuk mendorong TB Rangers agar lebih mengasah keterampilan berkomunikasi yang lebih baik lagi mengingat mereka adalah edukator yang sangat membantu program kesehatan khusunya penyakit TBC.

"Komunikasi interpersonal Berdasarkan aspek-aspek komunikasi seperti keterbukaan, empati, sikap positif dan saling mendukung serta membangun sikap kesetaraan berimplikasi pada perilaku," kata Dr. Diana Mirza, Senin (30/9).

Kegiatan ini juga memberikan kesempatan untuk mahasiswa mempelajari bukan hanya berkaitan dengan basic keilmuan di perguruan tinggi tetapi juga skill atau keahlian individu yang suatu saat nantinya dapat mendukung pencapaian karir sebagai profesional kesehatan masyarakat.

"Dengan menguasai komunikasi interpersonal yang baik dalam penyuluhan dapat memberikan edukasi yang berefek persuasif kepada penderita TB agar dapat termotivasi untuk sembuh," ujar Dr. Diana Mirza. (*)

  • Bagikan

Exit mobile version