Soal simbol nomor urut 2, kata dia Itu permintaan dari simpatisan tersebut. "Supaya cepat selesai, cepat keluar. Dia minta foto," ucapnya.
Hubungan antara simpatisan dengan nomor urut 2, Yarham mengaku tidak mengenal. "Saya tidak kenal. Beliau itu wajib pajak. Kebetulan waktu itu kebetulan hari terakhir pembebasan denda pajak. Jadi dia naik ke atas untuk konsultasi kemudian tiba-tiba dia keluarkan itu kartu. Ketimbang dia bagi ke bawah, mending saya eksekusi di situ. Terus dia minta tolong kalau bisa foto, ya udah sini foto cepat baru pulang. Kartunya udah kita ambil," lanjutnya.
Soal konsekuensi dari viralnya kejadian ini dia mengakui ketahui, Yarham mengaku merasa dirugikan. "Jelas dong saya merasa jadi korban. Saya tidak ada masalah. Saya tidak merampok uang rakyat. Bukan persoalan korupsi akan tetapi ini cukup menyita waktu, anak-anak saya di rumah udah viral begini. Ya udah, saya ikhlas. Yang jelas saya sudah klarifikasi," tuturnya.
Bahkan kata dia siap menghadirkan oknum simpatisan Paslon nomor urut 2 tersebut ke Bawaslu.
"Saya punya datanya. Saya akan cari untuk klarifikasi di sini juga (Bawaslu). Itu kan hak saya juga. Saya kan diviralkan. Jadi saya harus cari tahu kebetulan datanya sudah kami dapatkan. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ada panggilan dari Bawaslu supaya clear," jelasnya. (Fahrullah/B)