Berkunjung ke UMI, JK Bahas Masa Depan Teknologi dan Budaya Lokal

  • Bagikan
Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) periode 2004-2009 dan 2014-2019, Jusuf Kalla (JK) berkunjung ke Kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Jumat (4/10/2024) sore. (foto: Isak Pasa'buan)

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) periode 2004-2009 dan 2014-2019, Jusuf Kalla (JK) berkunjung ke Kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Jumat (4/10/2024) sore. 

Kedatangan Wakil Presiden RI ke 10 itu disambut langsung oleh Rektor UMI Makassar, Prof. Hambali Thalib beserta pengurus akademik UMI lainnya di gedung Fakultas Kedokteran UMI.

Wakil Rektor IV UMI Makassar, Prof Hattah Fattah menjelaskan dalam pertemuan ini Jusuf Kalla memberikan beberapa masukan utamanya dalam mengelola dan membangun masa depan bangsa Indonesia lewat perguruan tinggi. 

"Ini sebuah masukan yang berharga (teknologi masa depan) karena di situlah nanti menjadi satu poin yang penting. Bagaimana dapat menarik perhatian dan minat dari masyarakat," ujar Prof Hattah.

"Dan tentunya juga berbicara tentang tata kelola, maka itu kita perbaiki bagaimana terus membangun teknologi masa depan yang menjadi harapan bangsa kita," sambungnya.

Bukan hanya itu saja, Prof Hattah juga menyebut dalam pertemuan ini turut membahas mengenai Jusuf Kalla Research Center for Bugis-Makassar Cultural Studies atau JK Center. 

Dimana lembaga penelitian tersebut diketahui bekerjasama dengan universitas luar negeri seperti National University of Singapore (NUS) Singapura.

"Ini sementara berjalan, tadi ada masukan, memang JK Center ini kita bangun karena kita melihat dari mitra-mitra itu, interesnya (minat) di budaya. Karena kalau kita mau fair, sebenarnya daya saing kita di situ. Itu masukkan yang berharga dari pak JK, jadi disamping budaya kita terus kita kembangkan dan itu jadi modal penting. Kita punya keragaman (budaya) dan keunikan yang tidak dimiliki bangsa lain," terangnya.

Adapun saat ditanyakan apakah dalam pertemuan ini Jusuf Kalla ikut membicarakan mengenai kisruh yang terjadi di UMI saat ini, dimana ada dua guru besarnya sedang berhadapan hukum, dibenarkan Prof Hattah. 

Ia menyebut hal itu sempat dibahas, meskipun UMI sejak awal kasus itu muncul di publik langsung mengambil langkah cepat untuk menormalisasi keadaan kampus.

"Soal kisruh kepemimpinan kemarin, iya saya kira itu secara eksplisit disebut di dalam bagaimana terus memperbaiki tata kelola (kampus). Saat ini kita sedang berproses untuk menormalisasikan keadaan. Dan, kita telah mengambil sikap yang cepat agar semuanya bisa berjalan dengan normal," pungkasnya. (Isak/B)

  • Bagikan