Nurmal menjelaskan bahwa skema head-to-head antara Danny-Azhar dan ASS-Fatma akan menjadi pertarungan yang sengit, meskipun pasangan 02 diusung oleh koalisi besar.
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa pertarungan dalam Pilgub Sulsel 2024 akan ketat karena masyarakat sebagai pemilih dihadapkan pada dua pasangan yang memiliki kualitas yang dapat diperbandingkan.
"Dari dinamika yang ada, dengan posisi head-to-head antara DP-Azhar dan ASS-Fatma, saya pikir, penampilan pasangan-pasangan ini akan membuat Pilkada Sulsel semakin dinamis. Pemilih kini dihadapkan pada dua pilihan pasangan calon dengan kualitas yang baik," jelasnya.
Sementara itu, Pengamat Politik dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Dr. Adi Suryadi Culla, menyebutkan bahwa keunggulan Andi Sudirman terlihat dalam semua riset karena statusnya sebagai petahana.
Menurutnya, status petahana merupakan modal sosial dan politik yang sangat berpengaruh dalam kontestasi Pilgub.
"Sebagai petahana, Andi Sudirman telah membangun basis pengaruh dan jejaring sosial di berbagai strata masyarakat. Oleh karena itu, ia tidak perlu bekerja keras lagi untuk membangun jejaring tersebut," katanya.
Selain itu, petahana yang berhasil membangun citra positif dalam kepemimpinannya sebelumnya akan lebih diunggulkan, berbeda dengan kandidat rival yang baru terjun ke level Provinsi.