Pengeroyokan Siswa SMA Negeri 1 Makassar, Begini Penjelasan Kepala Sekolah

  • Bagikan
Kepsek SMA Negeri 1 Makassar, Sulihin Mustafa saat diwawancara, Kamis (10/10/2024) siang. isak pasa'buan/rakyatsulsel

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Kepala Sekolah (Kepsek) SMA Negeri 1 Makassar, Sulihin Mustafa buka suara mengenai aksi kekerasan berupa pengeroyokan yang melibatkan sesama siswanya di depan sekolah, Jalan Bawakaraeng, Kecamatan Bontoala, Senin (8/10/2024) lalu.

Korban berinisial SM (15) melaporkan kejadian pengeroyokan yang diduga dilakukan beberapa orang kakak kelasnya itu ke Polrestabes Makassar.

Sulihin mengungkapkan, dari hasil investigasi yang dilakukan pihaknya diperoleh informasi jika pemicu pengeroyokan tersebut dikarenakan salah satu pelaku yang merupakan siswa kelas XII SMA Negeri 1 Makassar tidak terima adiknya dipukul oleh korban atau SM.

Korban SM disebut yang pertama kali melakukan penganiayaan terhadap adik salah satu pelaku. Dimana adik pelaku yang merupakan teman kelas SM itu tiba-tiba dipukul oleh SM sehingga memicu pengeroyokan tersebut.

"Jadi itu ada pemicunya, tidak terjadi begitu saja, anak yang menjadi korban (SM) ini sebelumnya memukul teman sekelasnya, kemudian teman kelasnya yang dipukul ini ada kakaknya dikelas XII ini yang memicu (pengeroyokan)," turut Sulihin saat diwawancara, Kamis (10/10/2024).

"Nah setelah melaporkan ke kakaknya itu mungkin muncul solidaritas akhirnya muncul kejadian itu (pengeroyokan). Berdasarkan keterangan korban yang dipukul oleh (SM) awalnya dia sedang berdiri di pintu kelas, lalu tiba-tiba dipukul dari arah belakang," sambung dia.

Ia menjelaskan, terduga siswa yang melakukan penganiayaan terhadap SM diketahui berjumlah empat orang, mereka merupakan murid kelas XII SMA Negeri 1 Makassar atau senior dari SM.

Atas kejadian inipun, Sulihin menyebut pihak sekolah masih sementara melakukan pendalaman dengan mengundang para orang tua siswa yang terlibat untuk memberikan klarifikasi ke pihak sekolah.

"Saya sudah memperoleh, menginvestigasi selama dua hari, korban (SM) ini dianiaya dipukul oleh empat orang secara bergantian. Itu sudah diakui," bebernya.

Lebih jauh, Sulihin mengatakan pihak sekolah telah memberikan sanksi tegas terhadap keempat pelaku atas aksi kekerasan atau pengeroyokan yang dilakukan. Mereka disanksi skorsing selama sepekan.

"Hari ini juga kita sudah beri tindakan. Saya sudah skorsing, ini juga jadi perjanjian yang terakhir bagi pihak yang melakukan hal itu," sebutnya.

Sulihin menyebut, sanksi skorsing itu sudah sesuai dengan peraturan tata tertib SMA Negeri 1 Makassar guna proses pembinaan para siswa.

"Skorsing sesuai tata tertib kita selama seminggu, itu sebagai wujud pembinaan untuk anak-anak kita," ucap dia.

Terkait laporan orang tua korban ke Polrestabes Makassar, Sulihin mengaku tetap menghargai hal tersebut dan siap dimintai keterangan oleh penyidik kepolisian jika sewaktu-waktu dipanggil.

Ia menyampaikan agar kejadian ini tidak dinilai negatif oleh masyarakat guna pembagunan pendidikan, terlebih di SMA Negeri 1 Makassar disebut ada 1.200 murid yang harus dijaga. Kejadian inipun akan dijadikan bahan evaluasi guna mengantisipasi hal serupa terulang di kemudian hari.

"Kalau terkait dengan laporan di polisi, itu silahkan saja berjalan sesuai prosedurnya, kalau nanti kita dibutuhkan keterangan kita akan terbuka memberikan keterangan yang sesuai kita ketahui," ujarnya.

Termasuk, kata dia, untuk mengantisipasi hal serupa terjadi pihak SMA Negeri 1 Makassar bakal mengeluarkan edaran kepada para orang tua siswa agar dapat meluangkan waktu menjemput anaknya jika sudah pulang sekolah.

"Kalau di dalam sekolah kita sudah ada langkah-langkah preventif terkait (kasus kekerasan) itu, yang jadi masalah kalau ketika terjadi di luar lingkup sekolah. Ini akan kita bikin edaran untuk orangtua memprioritaskan menjemput anaknya, mengantisipasi kerawanan,"  pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan seorang pelajar SMA di Kota Makassar berinisial SM diduga jadi korban pengeroyokan oleh kakak kelasnya sendiri. Peristiwa kekerasan inipun viral di sosial media lewat potong video singkat.

Menurut informasi, aksi pengeroyokan tersebut berlangsung di depan SMA Negeri 1 Makassar, Jalan Bawakaraeng, Kecamatan Bontoala, Senin (8/10/2024). Namun videonya baru viral dua hari setelah kejadian.

Adapun korban atau SM baru duduk di bangku kelas satu SMA Negeri 1 Makassar. Sementara pelaku disebut berinisial IAN dan beberapa temannya yang merupakan kakak kelas korban.

Tak terima anaknya dikeroyok, orang tua SM bernama Asdar Zubair (45) kemudian melaporkan kejadian ini ke Mapolrestabes Makassar.

"Mulanya kejadian ini saat anak saya (SM) pulang sekolah. Dari pos sampai mobil, dia dikeroyok oleh anak kelas 2 dan kelas 3," ujar Asdar Zubair saat dikonfirmasi via telepon, Rabu (9/10/2024).

Asdar mengaku belum mengetahui apa motif dari kakak kelas anaknya itu melakukan tindakan kekerasan. SM disebut tiba-tiba saja dikeroyok oleh sekelompok pelajar lainnya saat hendak pulang ke rumah.

"Belum tau (motifnya), tidak tahu apa masalahnya, tiba-tiba saja anak saya dipukul oleh mereka," ungkapnya.

Menurut Asdar, pelaku pengeroyokan tersebut berjumlah sekitar 10 orang. Meski telah melaporkan ke pihak kepolisian, ia mengaku hingga saat ini belum mengetahui apa perkembangan kasus yang dialami anaknya.

"Saya sudah laporkan ke pihak berwajib, tapi belum ada tindakan sama sekali," ungkap Asdar.

Adapun korban saat ini disebut masih menjalani perawatan di rumah atas cedera serius yang dialaminya. Asdar juga bilang anaknya telah ke rumah sakit untuk berobat sekaligus visum.

"Saya sudah visum dan membawa anak saya berobat. Dia tidak masuk sekolah karena hidungnya masih cedera parah dan badannya penuh memar. Kami masih menunggu hasil lab," jelasnya.

Selain melapor ke polisi, Asdar juga menyoroti sikap pihak sekolah yang dinilai tidak proaktif dalam menangani kasus kekerasan yang melibatkan pelajar ini.

Asdar juga berharap pihak kepolisian segera mengusut kasus tersebut agar pelaku mendapat efek jera.

"Dari pihak sekolah tidak ada tindakan atau sanksi yang diberikan sama sekali. Saya ingin hukum ditegakkan. Dari sekolah juga harus ada tindakan," tegasnya.

Terpisah, Kasat Reskrim Polrestabes Makassar Kompol Devi Sujana saat diwawancara mengenai kejadian ini mengatakan pihaknya telah menerima laporan polisi orang tua korban dan masih dalam proses penyelidikan.

"Betul laporan sudah kami terima yang melapor adalah orang tua dari korban sendiri. Saat ini (laporannya) sudah berjalan, korban juga sudah lakukan visum," kata Devi saat ditemui.

Sampai saat ini, Devi menyebut pihaknya masih mendalami laporan korban sambil mencari bukti-bukti lainnya. Terlebih dalam laporan korban ada beberapa orang yang disebut ikut melakukan penganiayaan.

"Ini masih kita dalami untuk pelakunya sesuai dengan keterangan dari korban ada beberapa orang (pelaku), sekitar empat atau lima orang. Tapi masih di dalami dulu. Yang jelas kita periksa hasil yang ada di TKP," ungkapnya.

Devi juga membenarkan bahwa korban dan terduga pelaku masih satu sekolah namun beda angkatan. Atas kejadian pengeroyokan ini korban mengalami sejumlah luka di tubuhnya.

"Luka sepeti di kepala dan tangan berdasarkan visumnya," bebernya.

Kasusnya sendiri sampai saat ini masih dalam penyelidikan kepolisian. Devi bilang dalam mengungkap kasus ini pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak sekolah SMA 1 Makassar mengingat kejadian masih di sekitar lingkungan sekolah.

"Untuk penyelidikan pasti kita akan libatkan pihak sekolah," ujar dia. (isak pasa'buan/B)

 

  • Bagikan