Hasil Survei Indikator Terbaru di Pilwali Makassar: Appi-Aliyah: 36,7%, Seto-Kiki: 18,9%, Indira-Ilham: 25% dan Amri-Rahman 3,6%

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terbaru Pilwali Makassar 2024 pada Sabtu, 12 Oktober 2024. Survei ini dilakukan pada 30 September sampai 8 Oktober 2024.

Hasilnya pasangan Appi-Aliyah: 36,7 persen, Seto-Kiki: 18,9 persen, Indira-Ilham: 25 persen, dan Amri-Rahman 3,6 persen. Adapun 15,9 peran masih belum menentukan pilihan.

Pada top of mind calon wali kota, Munafri Arifuddin paling banyak disebut 29.1%, kemudian Indira Jusuf Ismail 20.5%, Andi Seto Gadhista Asapa 14.3%. Nama lain jauh lebih rendah. Belum menentukan pilihan 32.7%.

Indikator Politik Indonesia juga memotret kemungkinan calon pemilih mengubah pilihan. Hasilnya sangat besar kemungkinannya 5,1% dan Cukup besar kemungkinannya 21% atau ditotal 26.1%.

Sementara Kecil kemungkinannya 46,3% dan Sangat kecil atau hampir tidak mungkin 25,4% atau ditotal 71,7%. Sedangkan tidak tahu atau tidak jawab 2,2%.

Survei ini dilakukan pada periode 30 September hingga 8 Oktober 2024 dengan melibatkan 800 responden yang tersebar di Kota Makassar.

Founder dan Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menjelaskan bahwa sampel survei ini mewakili pandangan elektoral warga Makassar secara umum.

"Dengan sampel 800 responden, hasil ini mencerminkan kecenderungan pilihan politik warga Makassar," kata Burhanuddin Muhtadi saat memaparkan hasil survei, Minggu (12/10/2024).

"Nah, salah satu simulasi yang basic yang selalu kita ajukan dalam pertanyaan yaitu berkaitan top of mind," tambah dia.

Survei ini mengambil sampel sebanyak 800 orang dengan menggunakan metode multistage random sampling. Margin of error sebesar ±3,5 persen dan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen. Responden yang terpilih diwawancarai secara tatap muka oleh tim pewawancara yang sudah dilatih sebelumnya.

"Quality control dilakukan pada 20 persen dari total sampel secara acak.
Hasil kontrol tersebut tidak menunjukkan adanya kesalahan berarti dalam proses wawancara yang dilakukan," ujar Burhanuddin. (suryadi/B)

  • Bagikan

Exit mobile version