MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pengamat Politik dari Universitas Hasanuddin, Rizal Fauzi memberi analisa mengenai hasil survei terbaru dari Indikator Politik Indonesia terkait Pilwali Makassar 2024.
Menurut Rizal, hasil survei ini memberikan gambaran yang jelas tentang performa kampanye dari masing-masing kandidat. Sehingga hasil survei ini bisa menjadi bahan evaluasi penting bagi tiap pasangan calon (paslon) Pilwalkot Makassar.
"Hasil survei ini adalah tolok ukur dari kerja-kerja kandidat dan tim suksesnya. Ini bisa menjadi landasan untuk melakukan evaluasi, terutama di sisa waktu kampanye yang tersisa," kata Rizal, Minggu (13/10/2024).
Yang menarik, kata Rizal, adalah pergerakan elektabilitas dari beberapa kandidat. Ia mencatat penurunan signifikan pada pasangan Appi-Aliyah dan Indira-Ilham yang sebelumnya mendominasi beberapa lembaga survei di awal-awal sosialisasi kandidat.
Pasangan Appi dalam rilis beberapa lembaga survei di awal pencalonan sempat mencapai 40 persen, namun sekarang menurun hingga angka 36,7 persen. Begitu juga dengan Indira yang sebelumnya di angka 30 persen ke atas, kini turun menjadi 25 persen. Penurunan ini dinilai cukup signifikan dan menarik untuk dikaji.
Sebaliknya, Seto yang disebut mengalami kenaikan yang tak terduga. Rizal mencatat, pasangan Seto-Kiki memulai kampanye dengan elektabilitas rendah namun berhasil meraih 18,9 persen suara dalam survei terbaru.
"Seto ini start awalnya di Makassar kalau tidak salah hanya empat persen. Jadi saya pikir itu yang menarik karena ada peningkatan yang sangat signifikan," turut Rizal.
Namun, hal yang paling menarik, menurut Rizal, adalah 15,9 persen pemilih yang belum menentukan pilihan. Ia menyebut bahwa kelompok pemilih ini akan sangat menentukan di hari pemungutan suara nanti atau pada tanggal 27 November 2024.
"Pemilih yang belum menentukan pilihan masih sangat besar, hampir 16 persen. Ini angka yang krusial karena mereka bisa menjadi faktor pembalik di detik-detik terakhir," kata Rizal.
Selain itu, survei Indikator juga menunjukkan bahwa 26,1 persen pemilih yang telah menentukan pilihan dan masih mungkin berubah pikiran sebelum hari pemilihan.
"Jika kita melihat tren ini, 26,1 persen pemilih yang berpotensi mengubah pilihan bisa memberikan dampak signifikan. Jika sebagian besar dari mereka berpindah ke Seto atau Indira, maka kemenangan masih bisa diraih oleh salah satu dari mereka," ujar Rizal.
Sementara untuk pasangan Amri -Rahman, yang hanya memperoleh 3,6 persen dalam survei ini, menurut Rizal bahwa peluang mereka untuk memenangkan Pilwali memang tipis.
Namun, ia menekankan bahwa pasangan ini masih bisa memainkan peran penting dalam dinamika politik di akhir kampanye.
"Dengan angka yang mereka miliki sekarang, memang sulit bagi Amri-Rahman untuk mengejar. Namun, mereka masih memiliki bargaining power. Jika mereka bisa meraih dukungan tambahan hingga menyentuh angka 10 persen, mereka bisa menjadi penentu kemenangan bagi pasangan lain," jelas Rizal.
Ia juga mengomentari potensi massa militan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai satu-satunya partai yang mendukung tim bertagline AMAN itu. Menurut Rizal, jika pasangan ini berhasil konsolidasi dukungan dari pemilih PKS, maka mereka bisa meraih suara tambahan yang cukup signifikan.
"Jika Amri bisa memaksimalkan basis suara PKS di Makassar yang diperkirakan berada di kisaran 10-15 persen, maka mereka bisa menjadi kekuatan yang cukup diperhitungkan di detik-detik terakhir kampanye," ungkap dia.
Rizal menyebutkan bahwa meskipun peluang untuk menang bagi Amri-Rahman kecil, mereka bisa menjadi kunci penentu arah koalisi di hari-hari terakhir.
"Jika mereka berhasil meningkatkan elektabilitas hingga 10 persen dan menggerus suara dari kandidat-kandidat teratas. Maka posisi Amri-Rahman bisa menjadi faktor penentu ke mana suara mereka akan diarahkan," sambung Rizal.
Rizal juga mencatat bahwa kekuatan partai politik di Pilwali kali ini juga berperan besar. Salah satu partai yang ia sorot yakni Partai Gerindra yang dalam survei Indikator menjadi partai paling disukai di Makassar dengan 16,3 persen dukungan.
Menurutnya, efek elektoral dari partai-partai seperti Gerindra dan PKS bisa membawa pengaruh besar untuk hasil akhir Pilwali Makassar nantinya. Iapun menyimpulkan bahwa Pilwali Makassar 2024 masih sangat dinamis dan penuh dengan potensi kejutan-kejutan.
"Gerindra saat ini menjadi partai yang paling disukai di Makassar, dengan 16,3 persen pemilih mendukung mereka. Ini menunjukkan adanya pengaruh besar dari kerja-kerja elektoral dan efek Prabowo Subianto sebagai tokoh sentral partai," ujarnya.
"Dengan partai-partai yang bekerja keras dan menyentuh hati pemilih, seperti Gerindra dan PKS, ini bisa memberikan kejutan di hari pemilihan. Jadi, saya pikir pertarungan masih jauh dari selesai," imbuh Rizal. (isak pasa'buan/B)