MAKASSAR, RAKYATSULSEL – Guru besar Universitas Hasanuddin (Unhas) dan pengamat politik, Prof. Dr. Armin Arsyad, merespons tajam artikel yang dimuat oleh salah satu media cetak di Kota Makassar, Senin (14/10/2024), terkait hasil survei terbaru Indikator.
Artikel tersebut mengklaim bahwa elektabilitas pasangan calon (paslon) DIA hanya terpaut 3,9 persen dari paslon Andalan Hati. Namun, menurut Prof. Armin, hasil tersebut memunculkan pertanyaan besar mengingat pada hari yang sama, survei yang sama dari Indikator justru menunjukkan hasil yang sangat berbeda.
Dalam survei yang dirilis oleh Indikator, Andi Sudirman-Fatmawati Rusdi (Andalan Hati) mencatat elektabilitas mencapai 63,1 persen, sementara pasangan Danny Pomanto-Azhar Arsyad (DIA) hanya memperoleh 17,9 persen, dengan 18,9 persen responden belum menentukan pilihan dan 0,2 persen golput.
Prof. Armin menilai adanya ketidaksesuaian dalam hasil survei yang digunakan oleh tim DIA, yang mengklaim hanya selisih 3,9 persen dari Andalan Hati.
"Ini harus dipertanyakan, karena menggunakan lembaga survei yang sama dengan waktu yang sama, tetapi hasilnya sangat berbeda. Kami harus melihat metodologi dan sampel yang digunakan untuk menilai validitas survei tersebut," tegas Prof. Armin, Senin (14/10/2024).
Prof. Armin menjelaskan bahwa survei yang dirilis oleh Indikator pada 26 September hingga 3 Oktober 2024 dilakukan dengan metodologi yang rinci dan kredibel.
Survei tersebut melibatkan 800 responden yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan, dengan margin of error sekitar ±3,5% pada tingkat kepercayaan 95 persen.