Inovasi Produk IOH Bantu Penggiat UMKM Lestarikan Songkok Guru Khas Suku Makassar 

  • Bagikan
UMKM Anging Mammiri Pembuat Songkok Guru, Selasa (15/10/2024). (HIkmah/A)

TAKALAR, RAKYATSULSEL - Indosat Oredoo Hutchison hadir membawa perubahan bagi telekomunikasi Indonesia, tak terkecuali bagi masyarakat pedesaan.

Sejak Indosat berubah menjadi Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) dua tahun lalu tepatnya pada 4 Januari 2022, berbagai kemajuan dirasakan masyarakat pedesaan utamanya terkait inovasi produk Indosat yang membawa kemudahan bagi masyarakat. 

Salah satu pengembang UMKM, Munawwarah (42) merasakan betul manfaat kehadiran Indosat dengan berbagai inovasinya. 

Munawwarah merupakan seorang ibu rumah tangga yang mencoba meneruskan budaya  masyarakat Makassar yakni membuat songkok guru. Bermukim di Desa sawakong kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar, Munawarah mencoba peruntungan meneruskan usaha keluarga. 

Songkok guru merupakan peci khas masyarakat Suku Makassar yang digunakan di acara-acara penting dan dan biasanya pakai bangsawan atau orang-orang terpandang di suku Makassar.

Tak banyak yang tau cara membuat songkok guru, ilmu tersebut didapatkan Munawwarah turun temurun, dari nenek ke ibunya, dan saat ini dirinya menjadi penerus di keluarga. 

Memanfaatkan pelepah tala, dirinya memproses bahan yang merupakan limbah dan banyak dibuang masyarakatnya di desanya. Tak mudah memang, namun ini bentuk dari upaya Munawwarah melestarikan budaya Makassar.

"Tidak mudah prosesnya, awalnya pelepah tala dibeli dari masyarakat yang memiliki pohon taka, kemudian di cuci bersih dan di rendam air cucian beras selama satu bulan. Setelah itu dipukul hingga mendapatkan serat dan dikeringkan. Setelah berbentuk seperti benang barulah dianyam," ucapnya. 

Karena murni buah tangan dari hasil anyaman,  dirinya membutuhkan waktu untuk memproduksi songkok guru ini, namun proses tidak pernah mengkhianati hasil, songkok guru dengan tampilan indah mampu di buat dengan hasil kesabaran. 

Munawwarah tak menampik, dahulu meski dirinya mampu membuat karya yang luar biasa, hidup di desa bak sekat dengan dunia luar. Salah satu yang mengamini stigma tersebut karena layanan internet yang tidak memadai. Bahkan hingga saat ini, jaringan berbagai provider masih timbul tenggelam, terkecuali jaringan Indosat. 

Dengan menggunakan layanan Indosat, dirinya mampu mengembangkan produk tak hanya songkok guru, tetapi barang barang lain seperti tas, peci, sajadah, taplak meja, dudukan tembikar dan masih banyak lagi bisa iya ciptakan.

"Gampang sekarang, sudah ada internet, saya bisa lihat contoh-contoh di Pinterest, tiktok dan di YouTube. Jaringan Disni juga sudah bagus kalau kita pakai Indosat, tapi provider lain masih kurang jaringan ," 

Bahkan yang menjadi masalah utama yakni cara memasarkan telah terselesaikan berkat inovasi produk Indosat.

Munawwarah mengungkapkan dirinya menggunakan paket Layanan Indosat Business yang merupakan layanan yang menyediakan solusi konektivitas dan teknologi digital untuk bisnis. 

"Saya menggunakan kuota Apps Bisnis Indosat, bisa dengan mudah buka media sosial seperti Instagram, Facebook, dan WhatsApp dan aplikasi niaga elektronik seperti Tokopedia, Shopee, BukaLapak. Disitu juga asaya mencoba menjual produk sya dan berhasil. Karena ini buatan tangan jadi banyak yang minat, apalagi harganya dimulai dari Rp100 ribu," jelasnya.

Bahkan kata dia, produk yang diberi nama Anging Mammiri ini biasa terjual di luar kota seperti Jakarta , bandung dan Surabaya bahkan di luar negeri seperti Jepang dan Singapura berkat jaringan stabil dari Indosat. 

Tidak hanya membangun UMKM di desa, Munawwarah saat ini bisa mempekerjakan hingga 10 orang ibu rumah tangga dan gadis putus sekolah di desanya. Inovasi Indosat benar-benar membuka ruang bagi masyarakat desa yang kekurangan akses akan dunia luar. Pengalaman Munawwarah diharapkan mampu membangun negeri dan melestarikan budaya hingga nanti. (*)

  • Bagikan

Exit mobile version