Bantu Cegah Bencana Alam, Pengamat Lingkungan Apresiasi Program Penghijauan Hati Damai

  • Bagikan
Andang Suryana Soma, S.Hut, M.P., Ph.D.

GOWA, RAKYATSULSEL - Pengamat lingkungan dari Universitas Hasanuddin, Andang Suryana Soma, S.Hut, M.P., Ph.D, memberi apresiasi ke pasangan Husniah Talenrang-Darmawangsyah Muin (Hati Damai) yang siap melalukan penghijauan besar-besaran di sepanjang Sungai Jeneberang.

Menurutnya, hutan pinus berperan krusial dalam menjaga keseimbangan ekosistem di Gowa. Dan langkah ini juga dapat membantu mencegah bencana alam seperti longsor. Ia juga mengingatkan akan bencana longsor besar yang terjadi di tahun 2004 di Lembah Ramma, yang mengakibatkan kerusakan signifikan dan sedimentasi di bendungan Bilibili.

"Jika program ini dilakukan dengan benar, hutan pinus akan menjadi penopang utama stabilitas lingkungan di Gowa," ungkap Andang yang merupakan lulusan S3 di Kyushu University, Fukuoka, Jepang jurusan Agro-Environmental Science, Rabu (16/10/24).

Andang menegaskan, pentingnya menjaga keberlanjutan lingkungan demi meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Karena itu program Hati Damai patut di support.

“Kita butuh solusi yang konkret untuk masalah lingkungan, dan penanaman pohon ini bisa menjadi jawaban jangka panjang," tegas Andang.

Diketahui, dalam debat terbuka calon bupati dan wakil bupati Gowa yang digelar di Hotel Claro Makassar, Selasa (15/10) malam, pasangan nomor urut 02, Husniah Talenrang - Darmawangsyah Muin melontarkan pertanyaan kepada pasangan nomor urut 01, Amir Uskara - Irmawati (Aurama), terkait bagaimana Gowa akan menghadapi tantangan perubahan iklim dan perdagangan karbon.

Husniah Talenrang, membuka sesi ini dengan mempertanyakan kesiapan paslon nomor urut 01 dalam memanfaatkan potensi perdagangan karbon di Gowa, mengacu pada Peraturan Presiden No. 98 Tahun 2021 yang telah membuka peluang ekonomi baru. Ia menegaskan bahwa Gowa memiliki potensi besar untuk menjadi produsen karbon yang signifikan di tingkat nasional.

"Gowa ini kaya potensi, tapi apa strategi Anda untuk membuat kabupaten ini berpartisipasi aktif dalam perdagangan karbon?" tanya Husniah.

Amir Uskara lantas menjawab bahwa isu perdagangan karbon telah dibahas saat ia menjabat di DPR RI, khususnya di Komisi XI. Ia menyebut bahwa isu perdagangan karbon masih menjadi bagian dari kebijakan pemerintah pusat dan bahwa Gowa belum sepenuhnya masuk dalam pasar ini.

"Namun karbon adalah komoditas yang semakin mahal. Insya Allah, kami akan mendorong regulasi agar Gowa siap masuk ke bursa karbon dalam waktu dekat," ucap Amir.

  • Bagikan

Exit mobile version