Sudarmin juga mengenang perjuangannya masuk TNI. "Saya sempat mengikuti seleksi Polri dan TNI, namun gagal. Tuhan memberi jalan ketika saya lolos seleksi Akmil di tahun 2003, yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya," ujarnya.
Kini, ia berharap dukungan dan doa dari keluarga serta masyarakat Takalar dalam mengemban amanah negara. Ia juga berharap semakin banyak generasi muda yang tertarik berkiprah di dunia militer demi bangsa dan negara.
Batalyon Tontaipur Kostrad, yang dipimpin Sudarmin, dibentuk pada Agustus 2001 atas prakarsa Jenderal TNI (Purn.) Ryamizard Ryacudu. Satuan elite ini ditugaskan untuk menjalankan operasi intelijen, pembebasan sandera, pengawalan VVIP, operasi gerilya, sabotase, pertempuran kota, dan banyak lagi.
Tontaipur Kostrad telah terlibat dalam berbagai operasi penting, termasuk di Aceh, Poso, dan Papua, serta dalam misi perdamaian PBB di luar negeri. Prajurit Tontaipur Kostrad dikenal memiliki kemampuan bertempur di darat, laut, dan udara, dengan latihan yang intensif dan menantang selama tujuh bulan, di berbagai medan pelatihan, termasuk di Gunung Sangga Buana, Batujajar, dan Situ Lembang.
Latihan-latihan ini melibatkan kemampuan tempur bawah air, intelijen tempur, hingga pertempuran jarak dekat. Para prajurit yang lulus dari pelatihan tersebut dianggap sebagai prajurit elite dengan kemampuan tak tertandingi di lingkungan TNI AD. (Tiro)