Tiara, warga lainnya, juga merasa terbantu oleh SuperSUN dari PLN. Ia memulai usaha kecil-kecilan menjual makanan dan minuman dingin. "Dengan adanya listrik 24 jam, kami bisa memulai usaha kecil dan menambah peralatan elektronik seperti kulkas untuk menyimpan bahan makanan. Usaha kami kini bisa meraup omzet Rp80 ribu bahkan paling besar bisa sampai Rp 250 ribu per hari," jelasnya.
Selain itu, listrik juga berperan dalam peningkatan sektor kesehatan. Siti Farida, bidan Puskesdes Pulau Laiya, mengungkapkan bahwa sebelumnya suplai listrik hanya mengandalkan genset yang menyala tiga jam per hari. "Pernah ada kejadian di malam hari, saat seorang warga terluka dan kami harus menjahit lukanya dengan penerangan senter karena tidak ada listrik," jelasnya. Kini, dengan hadirnya listrik dari PLN, layanan kesehatan menjadi lebih baik.
Pada kesempatan lain, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Budiono, menyampaikan komitmen PLN untuk terus mewujudkan keadilan energi di seluruh Indonesia, termasuk wilayah 3T. "SuperSUN adalah wujud keseriusan PLN dalam mewujudkan listrik berkeadilan bagi seluruh masyarakat. Kami optimis, upaya ini akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Budiono.
Budiono menambahkan bahwa listrik sangat vital dalam kehidupan sehari-hari. "Dengan adanya listrik, nelayan dapat menggunakan kulkas untuk menyimpan ikan. Hasil tangkapan lebih awet, penjualan meningkat, dan otomatis perekonomian menjadi lebih baik," jelasnya.
Hingga September 2024, Rasio Elektrifikasi di Sulawesi Selatan telah mencapai 99,99%. Hal ini merupakan bukti komitmen PLN terhadap prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Budiono juga berpesan kepada masyarakat agar merawat aset PLN agar dapat digunakan secara maksimal. (*)