Kepala Desa Rano, Alimuddin mengungkapkan rasa syukurnya atas bantuan benih nilam dan juga inovasi Keramba Jaring Apung (KJA) untuk memberdayakan para petani dan nelayan danau sehingga hal ini diharapkan bisa menjadi komoditi andalan di masa depan.
“Kami sangat terbantu dengan benih nilam yang telah diberikan, terlebih lagi dari inovasi KJA ini, sehingga warga yang selama ini mengandalkan metode tradisional dalam menangkap ikan, sekarang memiliki cara baru yang lebih produktif dan ramah lingkungan,” ungkapnya.
Selain pengembangan komoditi nilam di Desa Manimbaya, fasilitator LAZ Hadji Kalla juga menginisiasi pengembangan produk lokal olahan minyak kelapa disertai pelatihan untuk mengajari warga cara mengolah kelapa menjadi minyak berkualitas tinggi.
Desa Powelua yang berada di dataran curam dengan kadar air rendah juga mendapat perhatian khusus dari LAZ Hadji Kalla. Salah satu program unggulan di desa ini adalah pengembangan padi ladang, sebuah metode bercocok tanam yang unik karena padi ditanam di lahan kering dengan pengairan terbatas.
Kepala Desa Powelua, Asmin mengungkapkan bahwa awalnya merasa ragu bisa menanam padi di kondisi lahan seperti ini, namun dengan bantuan dari LAZ Hadji Kalla, warga menjadi sadar akan potensi desa yang dapat dikembangkan untuk kebaikan desa.
“Selain padi ladang, juga terdapat program dimana lahan tidur dimanfaatkan untuk menanam sayuran jangka pendek seperti kangkung dan sawi, adapula bantuan budidaya 2.000 bibit ikan lele dalam 2 kolam demplot, 3 pasang indukan ikan lele, sehingga kedepannya para pelaku usaha budidaya ikan lele di desa ini, tidak perlu lagi jauh-jauh ke Kota Donggala untuk membeli bibit ikan, karena sudah tersedia pembibitan ikan lele di desa ini,” tambahnya.