YOGYAKARTA, RAKYATSULSEL – Presiden Prabowo Subianto memberikan arahan khusus kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk lebih berpihak pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Sektor UMKM memiliki peran strategis dalam perekonomian nasional, menyerap 117 juta tenaga kerja atau 97% dari total tenaga kerja di Indonesia, serta menyumbang sekitar 60% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Hal ini diungkapkan oleh Kepala BPOM, Taruna Ikrar, saat membuka Forum Koordinasi Pangan Steril Komersial, di Yogyakarta, Selasa, 22 Oktober 2024.
“Secara khusus, UMKM pangan menyumbang sekitar 34% dari PDB. Kami mencatat ada 9.210 UMKM pangan olahan yang terdaftar di database BPOM. Jumlah ini masih sangat terbatas, dan kami terus mendorong peningkatan jumlah tersebut melalui pendampingan, fasilitasi, serta dukungan kemudahan berusaha,” ungkap Taruna.
BPOM juga menggandeng industri pangan besar melalui program "Orang Tua Angkat" (OTA) yang bertujuan membantu meningkatkan kapasitas dan kualitas produk UMKM pangan olahan.
Taruna menyampaikan apresiasi kepada industri dan BUMN yang telah berkomitmen menjadi OTA bagi UMKM pangan olahan. Ia berharap program ini dapat menjadi inspirasi bagi perusahaan besar lainnya untuk turut berpartisipasi.
Dalam acara tersebut, Taruna menekankan pentingnya keamanan pangan sebagai tanggung jawab bersama antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat.
"Kolaborasi ini adalah kunci untuk memastikan keamanan pangan dapat diimplementasikan secara optimal," tuturnya.
Taruna juga mengungkapkan bahwa BPOM bersama para pemangku kepentingan akan menandatangani Komitmen Kolaborasi Penguatan UMKM Pangan Steril Komersial.
“Dengan penguatan komitmen ini, kita akan bersinergi untuk mewujudkan produk UMKM pangan Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan berjaya di pasar global,” pungkas Prof Taruna Ikrar, yang juga merupakan salah satu ilmuwan dunia ini. (*)