TAKALAR, RAKYATSULSEL – Meninggalnya Pemangku Adat Kerajaan Sanrobone, Ali Mallombassi Daeng Nyengka Karaeng Sanrobone, Selasa malam (22/10/2024), menjadi kehilangan besar bagi masyarakat Takalar.
Mohammad Firdaus Daeng Manye, meski tengah sibuk dalam kampanye, tetap menyempatkan diri untuk menghadiri prosesi pemakaman sebagai bentuk penghormatan terakhir.
Daeng Manye pun turut melayat dan mengunjungi rumah duka di Kecamatan Sanrobone dan bahkan ikut mengangkat keranda bersama warga hingga ke tempat peristirahatan terakhir, Rabu (23/10/2024).
Kehadirannya bukan hanya untuk menyampaikan belasungkawa, tetapi juga sebagai wujud penguatan hubungan dengan masyarakat adat.
"Warisan budaya dan nilai-nilai luhur yang ditinggalkan almarhum harus terus kita jaga," ujar Daeng Manye. Ia menambahkan bahwa kehilangan tokoh adat seperti Karaeng Sanrobone adalah duka mendalam bagi masyarakat, mengingat kontribusinya dalam menjaga dan melestarikan tradisi lokal.
Selain sebagai bentuk penghormatan, kunjungan ini juga menjadi kesempatan bagi Daeng Manye untuk menegaskan komitmennya sebagai calon bupati yang peduli pada budaya dan tradisi lokal. Ia menyatakan bahwa menjaga hubungan erat dengan masyarakat adat merupakan bagian dari visi misinya untuk Takalar ke depan.
Pasangan calon Wakil Bupati Takalar, Hengky Yasin, juga telah melayat pada Selasa malam (22/10/2024) untuk memberikan dukungan dan belasungkawa kepada keluarga almarhum.
Kehadiran keduanya memperlihatkan bahwa, di tengah agenda politik yang padat, penghormatan terhadap tradisi dan adat tetap menjadi prioritas yang tak tergantikan. (Tiro)