Meski demikian, secara statistik, Rizal menilai peluang AMAN untuk memenangkan Pilwali Makassar cukup berat.
"Secara ilmiah, agak sulit bagi AMAN untuk mengejar ketertinggalan elektabilitasnya," ujarnya.
Meski begitu, Rizal tetap menyebutkan bahwa di dunia politik, segala kemungkinan masih terbuka. Dengan waktu yang semakin singkat, ia juga memberikan beberapa saran strategis bagi para kandidat untuk mendongkrak elektabilitas mereka.
Menurutnya, langkah pertama adalah memastikan pengelolaan jaringan-jaringan pendukung yang ada, terutama basis-basis pemilih yang sudah solid. Jaringan-jaringan berbasis emosional seperti simpul-simpul kedaerahan dan komunitas juga harus terus dikuatkan.
"Contoh misalnya, Seto bisa mengoptimalkan jaringan-jaringan parti pendukungnya. Itukan lumayan sekitar 30 persen Gerindra-Nasdem. Kedua ia harus mengoptimalkan simpul-simpul kedaerahan, misalnya Toraja, Sinjai dan seterusnya. Sama juga misal Appi, itukan juga bisa menguatkan simpul-simpul itu. Misalnya dari Mandar dan seterusnya, itu bisa dikuatkan," sebutnya.
Selain itu, publikasi visi, misi, serta program unggulan dari masing-masing kandidat juga disebut harus diperkuat. Pemilih yang belum menentukan pilihan cenderung adalah pemilih rasional, sehingga kandidat perlu menggenjot publikasi dan proporsi program-program yang ditawarkan.
"Jadi yang harus dilakukan adalah bagaimana menggenjot publikasi dan proporsi terhadap visi misi dan program unggulan kandidat. Jadi itu yang utama harus dikencangkan, di sisi lain jaringan-jaringan berbasis emosional itu harus terus dikuatkan juga," pungkasnya. (Isak/B)