MAKASSAR, RAKYATSULSEL -- Tim Hukum Paslon Calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali kota Makassar, Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham (MULIA) melaporkan dugaan black campaign atau kampanye hitam ke Bawaslu Makassar, Kamis (24/10/2024).
Mereka mengadukan masalah penyebaran video oleh oknum yang tidak bertanggungjawab di Whatsapp (WA) dan media sosial lainnya. Dimana video berdurasi 1 menit 32 detik itu disebut berisikan informasi bohong alias hoaks yang tersebar dan merugikan paslon MULIA, termasuk menyerang keluarga Bosowa Group.
Kuasa Hukum MULIA, Juhardi Joe mengatakan pihaknya menemukan video berdurasi 1 menit 32 detik itu mengandung informasi bohong. Dimana dari hasil analisa, isi dalam video tersebut melanggar Undang-Undang Nomor 1 tahun 2024 tentang perubahan kedua Undang-undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
"Karena ada hubungannya dengan Pilkada, sehingga kami melaporkan peristiwa ini ke Bawaslu Kota Makassar. Karena menurut pengkajian dan analisa kami, video ini juga ada yang sebarluaskan, sehingga oknum-oknum yang menyebarluaskan tersebut, kami akan lapor," kata Juhardi.
Ia menuturkan, pihaknya melaporkan dua orang yang diduga menyebarluaskan video fitnah tersebut. Hanya saja, ia belum mau menyebutkan siapa saja terlapor dalam aduan ke Bawaslu Makassar itu.
"Kami belum bisa sampaikan di sini siapa yang terlapor, tetapi oknum yang merasa telah menyebarluaskan video ini, siap-siap untuk dimintai klarifikasi dari penyidik Bawaslu Kota Makassar," lanjut dia.
Juhardi berharap, laporan ini bisa menjadi efek jera bagi pihak yang tidak bertanggungjawab yang menyebarkan video bohong tersebut. Apalagi konten itu dinilai sangat merugikan Paslon MULIA secara pribadi.
"Kami berharap dengan adanya laporan ini, tidak ada lagi pihak atau oknum yang membuat atau menyebarkan video-video yang dapat merusak popularitas dan citra kandidat itu sendiri. Kami menghimbau kepada siapapun itu. Ketika kami temukan lagi ada yang menyebarkan video tersebut, kami akan kembali lagi ke sini (Bawaslu) untuk melaporkan perbuatan pidana tersebut," jelasnya.
Menurut Juhardi, video tersebut merupakan serangan khusus kepada Paslon MULIA untuk menurunkan elektoralnya. Sebab mayoritas lembaga survei belakangan ini, mengunggulkan Appi-Aliyah dari tiga rivalnya.
"Tentu (penyebar video) itu dari pihak-pihak yang tidak setuju, yang tidak senang melihat elektabilitas Pasangan MULIA yang unggul di beberapa lembaga survei. Survei Pasangan MULIA itu tinggi, sehingga hal-hal seperti ini lah yang membuat mereka termotivasi untuk menyerang kehormatan kandidat kami," tuturnya.
Untuk itu, Juhardi mengajak kepada semua pihak agar menyambut Pilwalkot Makassar dengan riang gembira. Tak perlu melakukan cara-cara kotor dengan menyerang personal kandidat menggunakan informasi yang tidak benar.
"Ini kan pesta demokrasi, sehingga kami berharap tidak ada lagi peristiwa-peristiwa yang menyerang kehormatan dan martabak kandidat lain," pungkasnya. (Isak/B)