OPINI: Refleksi Kebenaran dalam Bayang-Bayang Narasi Sesat

  • Bagikan
Oleh: Irwan MT

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Dalam perjalanan sebuah bangsa, kebenaran sering kali terbenam dalam kabut kebohongan dan kepentingan sesaat. Rakyat Indonesia telah menyaksikan bagaimana narasi-narasi dibentuk untuk menjatuhkan individu, menciptakan persepsi yang keliru, dan menghalangi perjalanan kebenaran. Narasi memiliki kekuatan luar biasa dalam membentuk pandangan publik, menata pemikiran, dan memengaruhi jalannya sejarah.
 
Salah satu contoh keteguhan seorang patriot di tengah badai disinformasi dan kebencian adalah Prabowo Subianto. Sejak awal perjalanan hidup dan karier politiknya, ia tidak goyah oleh serangan fitnah. Dengan keyakinan bahwa waktu akan memihak pada kebenaran, Prabowo terus melangkah meskipun narasi keliru tentang dirinya berulang kali disebarkan. Seiring waktu, kebenaran selalu muncul sebagai pemenang.
 
Salah satu narasi yang sering dipelintir berkaitan dengan masa lalu Prabowo di dunia militer. Isu pemberhentiannya dari TNI sering kali disajikan secara keliru, seolah-olah ia "dipecat." Padahal, Prabowo diberhentikan dengan hormat sesuai aturan TNI dan tetap mendapatkan hak pensiun. Dengan dianugerahkan pangkat jenderal bintang 4 oleh Presiden Jokowi, narasi sesat tersebut seharusnya sudah tereliminasi. Namun, meskipun fakta ini ada, para pembenci tetap tidak berhenti mengumandangkan bahwa Prabowo dipecat. Rasionalitas kita seharusnya berfungsi: bagaimana mungkin seseorang dapat dinaikkan pangkat setingkat lebih tinggi jika ia sudah diberhentikan?
 
Sebagai sosok patriot dan pejuang, Prabowo berdiri teguh di tengah badai caci maki, ejekan, dan fitnah yang tiada henti. Sejak memulai karier politiknya, ia menjadi sasaran berbagai serangan. Namun, ia memilih untuk tetap diam, membiarkan waktu dan kebenaran berbicara. Dengan keteguhan hati dan keberanian, ia membuktikan bahwa kebenaran, meskipun sering kali dibungkam, akan selalu menemukan jalannya untuk bersinar.
 
Kini, setelah dilantik sebagai Presiden ke-8 Republik Indonesia, pencapaian ini bukan hanya kemenangan politik, tetapi juga kemenangan moral bagi kebenaran. Setelah bertahun-tahun menghadapi rintangan yang dipenuhi narasi keliru, Prabowo berhasil mencapai puncak kepemimpinan negeri. Kemenangan ini bukan hanya miliknya, tetapi juga bagi seluruh rakyat Indonesia yang percaya pada kekuatan kesabaran dan keteguhan dalam kebenaran.
 
Sebagai presiden, Prabowo kini bukan hanya pemimpin bagi para pendukungnya, tetapi bagi seluruh rakyat Indonesia, termasuk mereka yang tidak memilihnya dalam Pilpres 2024. Dalam pidato pertamanya, ia menekankan pentingnya persatuan, mengajak seluruh rakyat dari berbagai lapisan, suku, agama, dan pandangan politik untuk bersatu membangun bangsa. Prabowo menyadari bahwa masa depan Indonesia ada di tangan persatuan dan kerja sama, bukan perpecahan atau permusuhan.
 
Perjalanan Prabowo mengajarkan kita pelajaran penting: bahwa dalam dunia yang dipenuhi caci maki dan disinformasi, keteguhan hati, kesabaran, dan kebenaran akan selalu bertahan dan akhirnya menang. Fitnah mungkin menyebar dengan cepat, tetapi kebenaran akan selalu menemukan jalannya untuk bersinar. Prabowo memilih untuk tidak terjebak dalam retorika balasan atau klarifikasi berlebihan, melainkan membiarkan waktu dan tindakannya yang membuktikan siapa yang benar.

Dengan ketenangan dan kedewasaan politik, Prabowo menunjukkan bahwa seorang pemimpin tidak perlu membalas serangan dengan serangan, tetapi dengan kebijaksanaan. Ia adalah contoh nyata seorang patriot dan pejuang yang rela berkorban demi bangsa, berdiri teguh di atas prinsip dan keyakinan bahwa kebenaran akan selalu menang.

Kini, dengan memegang tampuk kepemimpinan tertinggi, tugas besar Prabowo adalah memastikan semangat persatuan yang ia kumandangkan terwujud dalam setiap kebijakan dan tindakan pemerintahannya. Ia menyadari bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar, dan untuk terus maju, diperlukan pemimpin yang dapat merangkul semua golongan, bukan hanya sebagian. Dalam momen penuh makna ini, Prabowo mengajak kita semua untuk meninggalkan kebencian dan perpecahan masa lalu, serta bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik.
 
Melalui perjalanan ini, Prabowo membuktikan bahwa keteguhan hati dan integritas moral adalah senjata terkuat dalam menghadapi segala bentuk serangan. Ia mengajarkan kita bahwa caci maki, ejekan, dan fitnah tidak akan pernah mematahkan semangat seseorang yang berjuang untuk kebenaran. Sebagai rakyat Indonesia, kita memiliki pelajaran moral besar dari perjalanan ini: kebenaran akan selalu menang, dan keteguhan di jalan yang benar akan membawa kita pada kemenangan yang sejati.
 
Dengan dilantiknya Prabowo sebagai presiden, kita sebagai bangsa harus bergerak maju, meninggalkan perpecahan, dan bekerja sama untuk membangun Indonesia yang lebih kuat, adil, dan sejahtera. Sebagaimana Prabowo selalu mengedepankan persatuan, kita juga harus mengutamakan kerja sama, bukan perbedaan. Hanya dengan persatuan, cita-cita besar bangsa ini dapat terwujud.
 
Sebagai rakyat Indonesia, kita harus belajar dari contoh ini. Terlalu sering kita terjebak dalam pusaran opini, disinformasi, dan narasi yang dibuat untuk tujuan politik tertentu. Kita menjadi rentan terhadap manipulasi informasi, terperangkap dalam kabar yang belum tentu benar. Ini adalah ancaman nyata bagi masa depan bangsa kita. Ketika kebenaran dikesampingkan, fondasi moral yang kita bangun sebagai bangsa akan goyah.
 
Perenungan moral yang dapat kita ambil dari perjalanan hidup Prabowo Subianto adalah bahwa dalam menghadapi kebohongan dan fitnah, kesabaran dan keteguhan hati adalah senjata yang paling ampuh. Tidak peduli seberapa gelap jalan yang kita tempuh, selama kita tetap setia pada kebenaran, kita akan menemukan jalan keluar. Sejarah telah membuktikan bahwa kebenaran tidak bisa dibungkam selamanya. Seperti matahari yang selalu terbit di pagi hari, kebenaran akan selalu bersinar setelah malam panjang penuh kebohongan. (*)
 

  • Bagikan