GOWA, RAKYATSULSEL - Tanda-tanda kemenangan semakin berpihak ke pasangan nomor urut 2 di Pilkada Gowa, Husniah Talenrang-Darmawangsyah Muin (Hati Damai).
Selain arus dukungan yang semakin mengalir di perkotaan, pedesaan dan pelosok-pelosok di Gowa, pasangan yang konsisten tidak menjelek-jelekkan kandidat lain, juga banyak diserang black campaign (kampanye hitam) dari kubu tertentu.
Biasanya kandidat yang selalu diserang isu-isu kampanye hitam, yakni kandidat yang diunggulkan atau tren survei elektabilitasnya terus menanjak jelang pencoblosan. Sehingga untuk menahan lajunya, pihak tertentu menggunakan cara-cara kotor, seperti kampanye hitam.
Berdasarkan pantauan, pasangan Hati Damai diterpa berbagai serangan kampanye hitam. Mulai penggiringan opini jika masyarakat dipaksakan mendukung Hati Damai. Padahal kenyataannya, justru masyarakat sendiri yang mendambakan Hati Damai memimpin Gowa.
Begitu pula isu lainnya, yakni memunculkan potongan berita lama jika Darmawangsyah diperiksa aparat hukum. Padahal justru kehadiran Darmawangsyah kala itu hanya memberikan klarifikasi dan kesaksian kapasitasnya sebagai pimpinan DPRD Sulsel.
Pun isu lainnya yang gencar dipaksakan kubu tertentu, soal beberapa tokoh berpengaruh di belakang Hati Damai. Padahal mereka mendukung, karena memang kapasitas dan kemampuan Hati Damai layak memimpin Gowa.
Bukan hanya itu, tanda-tanda kepanikan pihak tertentu ke Hati Damai juga nampak dari pemaksaan opini ke media sosial jika ada politisasi ASN. Celakanya, pihak tersebut membuka “aibnya” sendiri.
Terkait berbagai kampanye hitam itu, Hati Damai justru memilih tidak terpancing, apalagi balik menyerang. Baginya, komitmen pasangan Hati Damai dari awal, yakni ingin menciptakan Pilkada yang damai, sejuk dan menghindari perselisihan.
“Kita biasa-biasa saja menanggapi itu. Mungkin ada yang panik melihat kenyataan di lapangan jika Hati Damai diinginkan rakyat memimpin Gowa,” kata Ketua Tim Bersama Hati Damai, Dr. Rahmansyah, saat dimintai tanggapannya, Senin (28/10/24).
Rahmansyah menambahkan, masyarakat sudah dewasa dalam berpolitik. Sehingga cara-cara kotor yang dilakukan pihak tertentu diyakini tidak akan ditelan mentah-mentah oleh masyarakat.
“Masyarakat pasti sudah dewasa dan bisa menilai, siapa calon pemimpin yang fokus menyosialisasikan visi-misinya, dan siapa yang justru hanya menjelek-jelekkan kandidat lain,” terang Rahmansyah.
Pihak Hati Damai mengingatkan tim dan relawannya untuk tidak terpancing menyikapi itu. Baginya, jauh lebih efektif turun langsung menggalang dukungan warga dan menyosialisasi program-program ke masyarakat dibanding ikut-ikutan menebar kampanye hitam.
Selain itu, pihaknya juga mengajak kubu rival dan semua elemen masyarakat untuk bersama-sama menciptakan suasana yang kondusif, aman dan tidak membuat masyarakat terpecah belah hanya karena perbedaan pilihan politik.
“Ini yang selalu kami dengungkan juga, bahwa jangan karena perbedaan pilihan politik, silaturahmi kita terputus. Kita harus saling menghargai dan saling menghormati sesama warga Gowa,” pungkasnya. (*)