Sektor konstruksi mengalami pertumbuhan sebesar 10,77 persen, sementara sektor pariwisata mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 11,64 persen.
Menurut Herbudiman, pertumbuhan ekonomi Bulukumba ditopang oleh sektor perdagangan, industri pengolahan, dan jasa, yang merupakan indikasi daerah yang berkembang.
Dalam indikator IPM, BPS menunjukkan peningkatan konsisten selama tiga tahun terakhir, yaitu 72,02 pada 2021, 72,75 pada 2022, dan 73,64 pada 2023. Angka ini menempatkan Bulukumba di level IPM Tinggi dan berada pada posisi ke-9 di antara 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan.
IPM ini diukur berdasarkan Umur Harapan Hidup saat Lahir (74,01 tahun), Rata-rata Lama Sekolah (8,26 tahun), Harapan Lama Sekolah (13,43 tahun), dan Pengeluaran Riil per Kapita masyarakat sebesar Rp11.392.000 per tahun.
Dari segi inflasi, per September 2024, Bulukumba mencatat angka terendah di Sulawesi Selatan, sebesar 0,03 persen (m-to-m) dan 1,35 persen (y-to-y). Selama tiga tahun terakhir, Bulukumba terus berada dalam 10 besar kabupaten dengan inflasi terendah di Indonesia.
Sekretaris Daerah (Sekda) Bulukumba, Muhammad Ali Saleng, menyampaikan bahwa data BPS ini merefleksikan kondisi kehidupan di Bulukumba selama beberapa tahun terakhir.
Ia menegaskan bahwa data BPS, sebagai lembaga independen, menjadi dasar utama dalam pengambilan kebijakan pemerintah di berbagai tingkat. (Sal)