Mendengar ancaman tersebut, Denny Sumargo tidak menunjukkan rasa takut sedikit pun. Justru, ia merespons dengan menantang balik Farhat Abbas untuk bertemu dan menyelesaikan masalah ini. Denny bahkan meminta Farhat untuk memberikan alamat agar mereka bisa bertatap muka langsung dan membuktikan keberanian masing-masing.
Perseteruan mereka berdua sampai puncaknya ketika Denny mendatangi kediaman Farhat di Jakarta Selatan untuk menagih ancaman yang telah dilontarkan sebelumnya.
Meskipun situasi semakin memanas dengan adu mulut dan ketegangan yang terasa, Denny tetap mempertahankan sikapnya yang tenang dan menyatakan niatnya yang jelas untuk menyelesaikan masalah tersebut tanpa melibatkan tindakan kasar.
Meski begitu, pertemuan itu justru berlangsung damai tanpa ada emosi berlebih atau kata-kata kasar yang terlontar dari kedua belah pihak. Setelah berdialog, keduanya sepakat untuk mengakhiri perseteruan ini. Farhat Abbas dengan tenang menerima niat baik Denny untuk berdamai.
“Saya anggap ini selesai, saya nggak akan perpanjang lagi. Pegang kata-kata saya. Untuk ke depannya jangan libatkan nama saya seolah-olah saya berpihak ke salah satu pihak. Saya hanya membantu mediasi,” ujar Denny Sumargo usai pertemuan
Pertemuan itu diakhiri dengan jabat tangan di antara keduanya, sebagai simbol perdamaian. Dalam suasana yang lebih akrab, Farhat bahkan sempat berkelakar ke Denny. “Siapa yang berani sama Denny Sumargo?” yang langsung disambut tawa oleh Denny dengan menimpali, “Banyak yang berani, termasuk lu kan,” sahut Denny. (fin)