BANTAENG, RAKYATSULSEL - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Bantaeng menyalurkan zakat berupa sembako sebanyak 4000 paket lebih bagi mustahiq atau orang-orang yang berhak menerima zakat se Kabupaten Bantaeng.
Penyaluran zakat kali ini berbeda pada sebelumnya, dikarenakan penyaluran dilakukan di kantor Baznas. Sebelumnya penyaluran zakat langsung disalurkan di lapangan melalui tim yang telah dibentuk Baznas.
Alasan Ketua Baznas Bantaeng, Abdul Karim Bagada menarik penyaluran zakat ke kantornya karena hoaks dan isu-isu miring penyaluran zakat dengan tahapan pilkada yang sedang berlangsung di Kabupaten Bantaeng.
“Ini gara-gara pilkada ini kami tarik ke kantor, saya bentuk tim empat tim setiap kecamatan, karena dikasih naik di Facebook disitu dikatakan Baznas Bantaeng akan menyalurkan sembako pada seluruh desa/kelurahan untuk mendukung calon tertentu,” kata Abdul Karim Bagada, Rabu (6/11) kemarin.
Menurutnya, kegiatan penyaluran zakat baznas adalah kegiatan rutin dilakukan sehingga tidak ada kaitan dengan pelaksanaan pilkada apalagi untuk mendukung salah satu calon. “Tidak ada urusan itu, ini agama ini semua yang berhak wajib dapat dikasih,” kata dia.
Dia juga mengaku telah mengirim surat kepada Bawaslu Bantaeng untuk mengawasi penyaluran zakat di kantor Baznas dan juga mengundang masyarakat untuk mengawasinya. “Secara formal kami juga sudah menyurat ke Bawaslu untuk mengawasi penyaluran kami,” kata dia.
Setiap penerima zakat akan diberikan paket beras, minyak goreng, susu, Indomie, gula pasir dan kecap serta diberikan transport sebesar Rp 100 ribu. "Ada enam macam, beras, minyak goreng, gula pasir, mie, susu kental dan kecap, terus supaya masyarakat tidak rugi kesini karena jauh saya kasih transport 100 ribu perorang,” kata dia.
Menanggapi video viral beberapa waktu lalu di Facebook tukang becak mengatakan diancam tidak mendapat bantuan dari Baznas apabila tidak mendukung pasangan calon tertentu.
“Ternyata setelah saya panggil tukang becak saya suruh duduk disini, ternyata dia juga tidak tahu apa-apa, katanya pak alam yang dia sebut-sebut dia tidak tahu juga,” kata dia.
Menurut pengakuan tukang becak tersebut pada Baznas dia disuruh seseorang untuk melakukan itu. “Saya orang disuruh ji pak,” kata Abd Karim Bagada menirukan tukang becak. (Jet)